Anekdot Individu Absen 21-30
21-Najma NW
Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya di Istana Merdeka menerima
Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI,
kolumnis dan pernah menjadi pemimpin
Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi
(Kepala Litbang Departemen Agama)
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincangbincang
dengan kedua sahabatnya tersebut.
Sobary sempat menjadi moderator ketika
berlangsung dialog antara Gus Dur dengan
masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid
Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur
tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus
Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat
Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya
menelepon Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di
kantor Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan
Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman
Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden.....
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna
Tersirat Teks Anekdot “Obrolan
Hari Jumat”
21. Obrolan Hari Jumat
Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap.
Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks.
Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Pernah
suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya
di Istana Merdeka menerima
Mohammad
Sobary, peneliti dari LIPI,
kolumnis
dan pernah menjadi pemimpin
Kantor
Berita Antara dan Djohan Effendi
(Kepala
Litbang Departemen Agama).
|
Orientasi
|
Hampir
sepanjang hari Gus Dur berbincangbincang dengan kedua sahabatnya tersebut.
Sobary
sempat menjadi moderator ketika
berlangsung
dialog antara Gus Dur dengan
masyarakat
seusai shalat Jumat di Masjid
Baiturrahim
(Masjid Istana Kepresidenan).
|
Krisis
|
Sobary
lantas mengulang cerita Gus Dur
tentang
hal lucu yang terjadi di sekitar Gus
Dur
selama masa istirahat. Sebelum shalat
Jumat,
Gus Dur dari ruang kerjanya
menelepon
Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan
yang mengangkat telepon di
kantor
Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
|
Reaksi
|
Dialognya
demikian:
Gus
Dur: Hallo, saya mau bicara dengan
Menteri
Agama
Staf
Departemen Agama: Ini siapa?
Gus
Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf
Departemen Agama: Abdurrahman
Wahid
siapa?
|
Koda
|
Gus
Dur: Presiden.....
|
Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot "Obrolan
Hari Jumat"
No.
|
Ciri
Kebahasaan Anekdot
|
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa
masa lalu
|
Pernah
suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya
di Istana Merdeka menerima
Mohammad
Sobary, peneliti dari LIPI,
kolumnis
dan pernah menjadi pemimpin
Kantor
Berita Antara dan Djohan Effendi
(Kepala
Litbang Departemen Agama).
|
2.
|
Konjungsi
yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Sebelum
shalat
Jumat,
Gus Dur dari ruang kerjanya
menelepon
Menteri Agama di kantornya.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Kebetulan
yang mengangkat telepon di
kantor
Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
|
4.
|
Kalimat retoris
|
Staf
Departemen Agama: Abdurrahman
Wahid
siapa?
|
5.
|
Kalimat perintah
|
Gus
Dur: Hallo, saya mau bicara dengan
Menteri
Agama
|
6.
|
Kalimat seru
|
-
|
Makna
Tersirat
Teks anekdot" Obrolan Hari Jumat”
menyampaikan tentang masalah seorang staff yang tidak tahu siapa preidennya. Hal
ini menjadi sorotan bahwa zaman sekarang ini banyak yang tidak tahu identitas
seseorang walaupun mereka itu orang terdekatnya. Mereka hanya sekedar tahu dari
luarnya saja.
22-Nalendra
RA
JUDUL TEKS ANEKDOT
“2 GUS ADALAH MUSUH ORBA”
1. Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap.
Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks.
Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi
anak kiai yang mereka hormati. Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain
pula pandangan pemerintah Orde Baru. Yang terakhir ini tak suka dengan para
Gus itu, terutama yang kritis terhadap kekuasaan.
|
Orientasi
|
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah Orde Baru
mengakibatkan ia "dikucilkan." Gus Nun sering ngomong pedas, maka
dianggap musuh pemerintah juga .
|
Krisis
|
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan malam
bersama tamu-tamunya, sebenarnya ada satu "Gus" lagi yang tidak
disukai pemerintah .
|
Reaksi
|
Para tamu pun penasaran, dan menunggu Gus siapa
lagi gerangan yang dimaksud.
|
Koda
|
"Gusmao...," ungkap Gus Dur menyebut
nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor
Leste), pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “2 Gus Adalah
Musuh Orba”.
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Contoh Kalimat
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa
lalu
|
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan
makan malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya ada satu "Gus" lagi
yang tidak disukai pemerintah .
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
atau sebab-akibat
|
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah
Orde Baru mengakibatkan ia "dikucilkan." Gus Nun sering ngomong
pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga .
|
3.
|
Penggunanaan kata kerja aksi
|
Para tamu pun penasaran, dan menunggu
Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud.
|
4.
|
Kalimat retoris
|
"Gusmao...," ungkap Gus Dur menyebut
nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor
Leste), pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.
|
5.
|
Kalimat perintah
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
|
3.
Makna Tersirat
Berisi kritikan untuk para pejabat pemerintahan yang tidak
mau dikritik oleh rakyat biasa karena sudah merasa yang paling benar, sehingga
apabila dikritik maka pengkritik akan dimusuhi pemerintah.
23-Nanda
NNN
Gus Dur Dan UU Pornografi
24-Nawang
MP
Becak Dilarang Masuk
1.
Struktur Teks
Anekdot Becak Dilarang Masuk
Struktur teks anekdot di atas sudah
lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam
teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
|
Teks Anekdot Becak Dilarang Masuk
|
Abstraksi
|
Saat menjadi
presiden, Gus Dur pernah
bercerita
kepada Menteri Pertahanan saat
itu, Mahfud MD,
tentang orang Madura yang
katanya banyak
akal dan cerdik. Cerita ini
masuk dalam
buku Setahun bersama Gus
Dur, Kenangan
Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Ceritanya, ada
tukang becak asal Madura
yang pernah
dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu
“becak dilarang masuk”.
|
Orientasi
|
Tukang becak
itu masuk ke jalan yang ada
rambu gambar
becak disilang dengan garis
hitam yang
berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
|
Krisis
|
“Apa kamu tidak
melihat gambar itu? Itu kan
gambar becak
tidak boleh masuk jalan ini,”
bentak polisi.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak
kosong. Becak saya kan
ada yang
mengemudi,” jawab si tukang
becak .
|
Reaksi
|
“Bodoh, apa
kamu tidak bisa baca? Di bawah
gambar itu kan
ada tulisan bahwa becak
dilarang
masuk,” bentak pak polisi lagi.
|
Koda
|
“Tidak pak,
saya tidak bisa baca, kalau saya
bisa membaca
maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan
jadi tukang becak seperti
ini,” jawab si
tukang becak sambil
cengengesan.
|
2.
Unsur Kebahasaan
Becak Dilarang Masuk
Berikut analisis kebahasaan teks
anekdot “
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Becak Dilarang Masuk
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Saat menjadi
presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud
MD, tentang orang Madura yang
katanya banyak
akal dan cerdik.
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan
waktu atau sebab-akibat
|
Konjungsi waktu :
Ceritanya, ada
tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu
“becak dilarang masuk”.
“Tidak pak,
saya tidak bisa baca, kalau saya
bisa membaca
maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,”
jawab si tukang becak sambil
cengengesan.
Konjungsi sebab akibat : “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau
saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi
tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil
cengengesan.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
1.
Ceritanya, ada tukang becak asal Madurayang pernah dipergoki oleh polisi
ketikamelanggar rambu “becak dilarang masuk”.
2.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak
saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak.
3.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka
saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,”
jawab si tukang becak sambil cengengesan.
|
4.
|
Kalimat retoris
|
“Apa kamu tidak melihat gambar itu?”
|
5.
|
Kalimat perintah
|
-
|
6.
|
Kalimat seru
|
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca?
|
3.
Makna Tersirat
Teks Anekdot Becak Dilarang Masuk
Teks anekdot “Becak Dilarang Masuk”
menyampaikan tentang sindiran terhadap seseorang yang berpendidikan tinggi
misalnya polisi mempunyai status sosial yang lebih tinggi di masyarakat.
Dibuktikan dengan berlaku seenaknya atau terkadang tidak sopan terhadap
masyarakat bawah. Selain itu, teks ini mengajarkan untuk mementingkan
pendidikan, karena semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi
pekerjaan dan status sosialnya.
25-Niken AT
Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat
marah-marah.
"Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa
ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong!
Gombal!” ujarnya
geram. Temannya terpaku kebingungan.
“Radio
ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquranterus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut
tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean
(Anda) tahu itu radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya
all-transistor. Kan pakai Al."
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna
Tersirat Teks Anekdot “Radio
Islami”
1. Struktur
Struktur teks anekdot
di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada
di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Seorang
Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
|
Orientasi
|
“Lho
kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting
radio?)” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong!
Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.
|
Krisis
|
“Radio
ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquranterus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut
tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
|
Reaksi
|
“Sampean
(Anda) tahu itu radio Islami dari mana?”
|
Koda
|
“Lha…,
itu bacaannya all-transistor. Kan pakai Al."
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis
kebahasaan teks anekdot “Radio Islami".
NO.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Teks
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Seorang
Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
|
2.
|
Konjungsi
yang menyatakan hubungan waktu atau hubungan sebab-akibat
|
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Seorang
Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat
marah-marah.
“Lho
kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting
radio?)” tanya kawannya penasaran.
|
4.
|
Kalimat retoris
|
“Lho
kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting
radio?)” tanya kawannya penasaran.
|
5.
|
Kalimat perintah
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
“Pembohong!
Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.
|
3. Makna
Tersirat
Teks anekdot
"Radio Islami" mengkritisi masalah tentang sesuatu yang berbeda dari
aslinya atau biasanya didengar orang lain. Jadi apabila orang lain
mendengar dari suatu benda yang berbeda
dari aslinya atau berbeda dari biasanya maka orang tersebut akan kecewa saat
mendengar suara dari benda tersebut.
26-Ning D
Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill
Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan- jalan diJakarta. Karena bingung dan
tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul
ini Jalan Sudirman?""Ho oh," jawab si penjual rokok.Karena
bingung dengan jawaban tersebut,dia kemudian bertanya lagi kepada seorang
Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?"
Polisi menjawab,"Betul."Karena bingung mendapat jawaban yangberbeda,
akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama
ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab
"Benar."Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban
yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu
tanya tukang rokok dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab
"betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata
"benar."Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata,"Ooh begini,
kalau Anda bertanya kepadatamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang
bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang
bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar." Ajudan Clinton
itu mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"Dengan
spontan Gus Dur menjawab, "Ho ... oh!"
Sumber: marhendraputra.co.cc,
3 Januari2010
Analisis Struktur, Kebahasaan dan Makna Tersirat Teks Anekdot
3.
Struktur
Struktur
teks anekdot di atas sudah lengkap, di teks tersebut sudah ada abstraksi, orientasi,
krisis, reaksi dan koda.
No.
|
Struktur
|
Teks
|
1.
|
Abstraksi
|
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton
dariAmerika Serikat sedang jalan- jalan diJakarta.
|
2.
|
Orientasi
|
Karena bingung dan tersesat,
diakemudian bertanya kepada seorang penjualrokok. "Apa betul ini Jalan
Sudirman?""Ho
oh," jawab si penjual rokok.
|
3.
|
Krisis
|
Karena bingung dengan jawaban tersebut,dia kemudian
bertanya lagi kepada seorangPolisi yang sedang mengatur lalu lintas.
"Apaini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab,"Betul."Karena
bingung mendapat jawaban yangberbeda, akhirnya dia bertanya kepada GusDur
yang waktu itu kebetulan melintasbersama ajudannya. "Apa ini Jalan
Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."Bule itu semakin bingung
saja karenamendapat tiga jawaban yang berbeda. Laluakhirnya dia bertanya
kepada Gus Dur lagi,mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab"Ho
oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" danyang terakhir
dijawab Gus Dur dengan kata"benar."
|
4.
|
Reaksi
|
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata,"Ooh
begini, kalau Anda bertanya kepadatamatan SD maka jawabannya adalah ho
oh,kalau yang bertanya kep ada tamatan SMAmaka jawabannya adalah betul.
Sedangkankalau yang bertanya kepada tamatanUniversitas maka jawabannya benar."
|
5.
|
Koda
|
"Ajudan Clinton itu mengangguk
dan akhirnyabertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?" Dengan
spontan Gus Dur menjawab, "Ho...oh!"
|
4.
Kebahasaan
Berikut analisis
kebahasaan teks anekdot “Ho oh”
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Contoh Kalimat
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan masa lalu
|
Seorang ajudan Presiden Bill
Clinton dari Amerika Serikat sedang
jalan- jalan diJakarta
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Karena bingung dan tersesat, dia kemudianbertanya kepada seorang penjual rokok.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Karena
bingung dengan jawaban tersebut,dia kemudian bertanya lagi kepada seorang
Polisi yang sedang mengatur lalu
lintas. Karena bingung mendapat
jawaban yangberbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu
kebetulan melintasbersama
ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab"Benar."Bule itu semakin bingung saja karena mendapattiga jawaban yang berbeda.
Ajudan Clinton itu mengangguk dan
akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
|
4.
|
Kalimat retoris
|
-
|
5.
|
Kalimat perintah
|
-
|
6.
|
Kalimat
seru
|
"Ho
... oh!"
|
5. Makna
Tersirat
Teks
anekdot “Ho..oh” mengkritisi bahwa sesama manusia jangan membeda-bedakan
riwayat sekolah. Karena semua orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
27-Oktavia
T
DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan
guyonan tentang perilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Sempat menyebut
mereka sebagai anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun berseloroh anggota DPR
sudah " turun pangkat" setelah ricuh pada sidang paripurna
pembahasan tentang bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
" DPR dulu TK, sekarang
playgroup, " kata Gus Dur ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang
kejadian DPR saat sidang itu.
AnalisisStruktur, Kebahasaan,
danMaknaTersiratTeksAnekdot"DPR Turun Pangkat”
1.
Struktur
Strukturteksanekdotdiatastidaklengkapkarenatidakterdapatreaksidankoda.
Agar menjadianekdot yang baik, teksdiatasdapatditambahkanstrukturbaru.
Misalnyasajasebagaiberikut.
2.
Kebahasaan
Berikutanalisiskebahasaanteksanekdot
“DPR Turun Pangkat”.
3.
MaknaTersirat
Teksanekdot
“DPR Turun Pangkat” mengkritisimasalah DPR zaman sekarang yang saling
ribut,untuk menang sendiri saat debat berlangsung pada sidang paripurna,
seperti anak kecil yang tidak tahu aturan, yang menyebabkan derajat DPR
dianggap rendah oleh masyarakat.
|
28-Putri EZ
Dicium
Artis Cantik
Magnet
sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat
kesengsem salah satu artis cantik saat
hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang
pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu
dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi
Gus Dur tanpa pake permisi.
Jelas
beberapa di antara mereka yang hadir langsung
dibikin kaget dan bingung. Siapa yang
kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja
disun (dicium) artis cantik. Tak lama kemudian
begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara
mereka, langsung numpahin sederet
kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.
“Loh Gus,
Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’’
Dengan
santai dan silakan bayangin sendiri gayanya,
Gus Dur malah ngasih jawaban sepele. “Lha
wong saya
kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengin.”
Analisis
Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Dicium Artis Cantik”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap.
Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks.
Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat
kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah
seorang pengasuh Pondok Kajen.
|
Orientasi
|
Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung
ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.
|
Krisis
|
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung
dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem
aja disun (dicium) artis cantik.
|
Reaksi
|
Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin
sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh Gus,
Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’’
|
Koda
|
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur
malah ngasih jawaban sepele. “Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengin.”
|
2.
Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Dicium
Artis Cantik”.
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Contoh Kalimat
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem
salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen.
|
2.
|
Konjungsi yang
menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang
sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari
tadi cuma bisa disimpan dalam hati.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun
(mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.
|
4.
|
Kalimat retoris
|
“Loh Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’’
|
5.
|
Kalimat perintah
|
‘’Ya mbok sampeyan
jangan pengin.”
|
6.
|
Kalimat seru
|
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat.’’
|
3.
Makna Tersirat
Teks anekdot “Dicium Artis Cantik” menyampaikan
tentang pengendalian diri, kita harus mampu mengendalikan diri agar tidak mudah
tergoda oleh hal-hal yang bersifat menggiurkan (kenikmatan yang hakiki). Kita
jangan mudah iri atau menginginkan suatu kenikmatan yang telah didapat orang lain.
29-Rifqi NN
NU DISKON
Suatu
hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi)
pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah
buka, kemudian salat Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan,
terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
“Gus
Dur sampai malam di sini?”
“Engga
Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
“Oh
iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
“Oh,
iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan
apa?”
“Salat
Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama atau NU baru?”
Soeharto
jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian
dia bertanya.
“Lho
NU lama dan NU baru apa bedanya?”
”Kalau
NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh
iya iya ya ya… ga apa-apa….” Gus Dur
sementara diam.
“Lha
kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon
60 persen. Salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua
tamu buka puasa langsung tertawa.
|
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan
Makna Tersirat Teks Anekdot “NU Diskon”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap.
Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks.
Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur
bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan
presiden Soeharto untuk buka bersama.
|
Orientasi
|
Setelah buka, kemudian salat
Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog
antara Soeharto dan Gus Dur.
|
Krisis
|
“Salat Tarawihnya nanti itu
ngikutin NU lama atau NU baru?”
|
Reaksi
|
”Kalau NU lama, Tarawih dan
Witirnya itu 23 rakaat,” kata Gus Dur.
|
Koda
|
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih
dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua
tamu buka puasa langsung tertawa.
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “NU
Diskon”.
No.
|
Ciri Kebahasaan
Anekdot
|
|
1.
|
Kalimat
yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Suatu hari, di bulan Ramadan.
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau
sebab-akibat
|
Kemudian dia bertanya.
|
3.
|
Penggunaan
kata kerja aksi
|
Setelah minum kopi, teh dan makan,
terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
|
4.
|
Kalimat
retoris
|
“Salat Tarawihnya nanti itu
ngikutin NU lama atau NU baru?”
|
5.
|
Kalimat
perintah
|
“Oh, iya Pak, tapi harus ada
penjelasan.”
|
6.
|
Kalimat
seru
|
“Engga Pak! Saya harus
segera pergi ke ‘tempat lain’.”
|
3. Makna
Tersirat
Teks anekdot “NU Diskon” menyampaikan tentang
masalah orang yang sholat tarawih yang hanya setengah – setengah atau tidak
bersungguh sungguh sholat sehingga hanya mendapatkan setengah dari jumlah rakaat yang ada dalam
sholat tarawih.
Teks anekdot “NU Diskon” menyoroti masalah yang ada
dikehidupan beragama .
Teks anekdot “NU Diskon” mengkritisi masalah orang
zaman sekarang yang melakukan kegiatan beribadah tidak dengan sungguh sungguh.
30-Royan FN
Che Guevara
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Guyonan
Gus Dur sewaktu masih menjadi
Presiden
RI, saat berkunjung ke Kuba dan
bertemu dengan Fidel Castro.
|
Orientasi
|
Saat
itu Fidel Castro mendatangi hotel
tempat
Gus Dur dan rombongannya
menginap selama di Kuba.
|
Krisis
|
Beliau
bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel
Castro,
bahwa ada 3 orang tahanan yang
berada dalam satu sel.
|
Reaksi
|
Fidel
Castro pun tertawa tergelak-gelak
mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
|
Koda
|
Gus Dur dan Guevara melanjutkan perbincangan
serius mereka.
|
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
|
1.
|
Kalimat
yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi
Presiden RI.
|
2.
|
Konjungsi yang
menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel
tempat Gus Dur dan rombongannya
menginap selama di Kuba.
|
3.
|
Penggunaan
kata kerja aksi
|
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel
Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang
berada dalam satu sel.
|
4.
|
Kalimat
retoris
|
-
|
5.
|
Kalimat
perintah
|
-
|
6.
|
Kalimat
seru
|
-
|
Makna tersirat : Menyampaikan tentang orang yang memperdebatkan
orang lain yang sudah benar-benar salah adalah sia-sia.
Komentar
Posting Komentar