Anekdot Individu Absen 01-10
Tugas
Anekdot Individu
01-ANNISA ROSIDA
PeternakLebahala GusDur
AnalisisStruktur,
Kebahasaan, danMaknaTersiratTeksAnekdot “PeternakLebahala
GusDur”
1. Struktur
Strukturteksanekdot
di atastidaklengkapkarenatidakterdapat reaksi dankoda.
Agar menjadianekdot yang baik, teks tersebut dapatditambahkanstrukturbaru:
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
SaatPresiden Abdurrahman Wahid
menjabat, DepartemenKehutanandan Perkebunan (Dephutbun) tidakhenti didemo. Setiaphariadasajakelompok yang berdemonstrasi di departemen yang saatitu dipimpinNurMahmudi Ismail. |
Orientasi
|
Tuntutanmerekasama, yang mendesak
pembatalanpengangkatanSutjiptosebagai SekjenDephutbun. "Sutjiptoterlalutua, copotsaja!" teriaksalah satupendemo. "Sutjiptobukanpejabatkarir, berikansajajabatanitukepada orang dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan Sutjiptoberbau KKN, copotsaja," bunyi tulisansebuah poster yang diacungkan. Rentetandemonstrasi yang sempat melumpuhkansebagiankegiatanDephutbun itu. Pasalnya, tidaksedikitkaryawan yang ikutanberdemo, yang padaakhirnya menyerempetposisiMenteriNurMahmudi sendiri. TapiPresidenberkerassupaya Sutjiptodipertahankan. |
Krisis
|
Dalamsuasanasepertiitulahcucu KH
HasyimAsy'ariitu, melantikpengurus PerhimpunanPeternakLebah di Jakarta akhirMaret 2000. Dalampidatonya, Gus Durantara lain memaparkanmengenaikondisipeternakan lebahterkini. "Kita inisetiaptahunmasihmengimpor 350 ribu ton lebahdariluarnegeri," tutur dia. "Lah, orang-orang yang berdemoitu, daripadamendemomenterinyamboklebih baikbeternaklebah, supayakitatidak mengimporlagi!" pinta Gus Dur. |
Reaksi
|
Mendengar hal tersebut
beberapa orang hanya diam karena merasa tersindir dan ada juga yang menahan
tawa.
|
Koda
|
Gusdur lalu diam dan
segera berlalu dari podium tempat ia bicara.
|
1. Kebahasaan
Berikutanalisiskebahasaanteksanekdot
“PeternakLebahala
GusDur”.
No.
|
CiriKebahasaanAnekdot
|
kalimat
|
1.
|
Kalimat
yang menyatakanperistiwamasalalu
|
·
SaatPresiden Abdurrahman
Wahid
menjabat, DepartemenKehutanandan Perkebunan (Dephutbun) tidakhenti didemo.
·
Rentetandemonstrasi yang
sempat
melumpuhkansebagiankegiatanDephutbun itu. Pasalnya, tidaksedikitkaryawan yang ikutanberdemo, yang padaakhirnya menyerempetposisiMenteriNurMahmudi sendiri. |
2.
|
Konjungsiyang
menyatakanhubunganwaktuatausebab-akibat
|
·
SaatPresiden Abdurrahman
Wahidmenjabat, DepartemenKehutanandanPerkebunan (Dephutbun) tidakhenti
didemo. Setiaphariadasajakelompok yang berdemonstrasi di departemen yang saatitu dipimpinNurMahmudi Ismail. |
3.
|
Penggunaan
kata kerjaaksi
|
·
Tuntutanmerekasama, yang
mendesak
pembatalanpengangkatanSutjiptosebagai SekjenDephutbun.
·
"Sutjiptoterlalutua,
copotsaja!"teriaksalah
satupendemo.
·
Rentetandemonstrasi yang
sempat
melumpuhkansebagiankegiatanDephutbun
·
Dalamsuasanasepertiitulahcucu
KH
HasyimAsy'ariitu, melantikpengurus PerhimpunanPeternakLebah di Jakarta akhirMaret 2000.
·
Dalampidatonya, Gus
Durantara lain
memaparkanmengenaikondisipeternakan lebahterkini.
·
"Kita
inisetiaptahunmasihmengimpor 350
ribu ton lebahdariluarnegeri," tutur dia. "Lah, orang-orang yang berdemoitu, daripadamendemomenterinyamboklebih baikbeternaklebah, supayakitatidak mengimporlagi!" pinta Gus Dur. |
4.
|
Kalimatretoris
|
|
5.
|
Kalimatperintah
|
·
"Lah, orang-orang
yang berdemoitu,
daripadamendemomenterinyamboklebih baikbeternaklebah, supayakitatidak mengimporlagi!"
·
"Sutjiptoterlalutua,
copotsaja!"
|
6.
|
Kalimatseru
|
·
"Lah, orang-orang
yang berdemoitu,
daripadamendemomenterinyamboklebih baikbeternaklebah, supayakitatidak mengimporlagi!"
·
"Sutjiptoterlalutua,
copotsaja!"
|
2. MaknaTersirat
Teksanekdot “PeternakLebahala
GusDur” menyampaikantentang kita sebagai bangsa indonesia jangan hanya bisa
mengkritik ataupun menghakimi orang lain. Kita seharusnya bisa bertindak dengan
kesadaran diri sendiri agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju.
02-Auralya S
2. Fenomena 'Gila'
Gus Dur
Konon, guyonan
mantan Presiden Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan,
termasuk presiden dari berbagai negara.Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat
tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa.
Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus),momentum tersebut dinilai sangat bersejarah
bagi rakyat Negeri Kaya Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab
sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali ini
rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak
tawa Gus Dur. Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun
sempat membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika,
keduanya berkesempatan bertemu. Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala
Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi pada tayangan televisi, Fidel Castro
bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh
Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun
menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.
"Presiden
pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila harta.
Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian
terdiam sejenak. Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian,
kalau presiden yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk Gus
Dur. Fidel Castro pun diceritakan terpingkal- pingkal mendengar dagelan
tersebut.
1.
STRUKTUR
Struktur teks
anekdot di atas tidak lengkap karena tidak terdapat koda. Agar menjadi anekdot
yang baik, teks di atas dapat ditambahkan struktur baru. Misalnya saja sebagai
berikut.
No.
|
Struktur Teks
|
Bukti Kalimat
|
1.
|
Abstraksi
|
Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman
Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari
berbagai negara.
|
2.
|
Orientasi
|
Pernah suatu ketika, Gus Dur
membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah
tertawa. Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus),momentum tersebut dinilai sangat
bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah
membuat Raja ketawasampai giginya kelihatan. Baru kali ini rakyat Saudi
melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus
Dur.Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat
membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika,
keduanya berkesempatan bertemu. Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala
Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi pada tayangan televisi, Fidel Castro
bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
|
3.
|
Krisis
|
Dijawablah oleh Gus Dur,
"Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak
pernyataan mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal
dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila harta. Lalu, presiden
ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian terdiam
sejenak.Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita.
|
4.
|
Reaksi
|
"Kemudian, kalau presiden
yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur. Fidel
Castro pun diceritakan terpingkal- pingkal mendengar dagelan tersebut.
|
5.
|
Koda
|
Maka dari itu Gus Dur hanya
terdiam melihat Fidel Castro terpingkal
pingkal mendengar dagelan tersebut.
|
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Teks
|
1.
|
Kalimat yang
menyatakan peristiwa masalalu
|
Konon, guyonan mantan
Presiden Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan,
termasuk presiden dari berbagai negara.
|
2.
|
Konjungsi yang
menyatakan hubungan waktu
|
Konon,guyonan mantan presiden Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu
oleh banyak kalangan,termasuk presiden dari berbagai negara.
2. Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius
dan hampir tidak pernah tertawa.
3. Baru kali ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya,"jelas Gus Mus, yang disambut gelak
tawa Gus Dur.
4. Suatu ketika, keduanya berkesempatan bertemu. Seperti yang diceritakan
oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Murya di pada tayangan televisi,
Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat
tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa.
Baru kali ini rakyat Saudi melihat
gigi rajanya,"jelas Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus Dur.
Fidel Castro bertanya kepada Gus
Dur mengenai joke teranyarnya.
Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.
Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan
lanjutan cerita.
|
4.
|
Kalimat retoris
|
-
|
5.
|
Kalimat perintah
|
-
|
6.
|
Kalimat seru
|
"Kemudian, kalau presiden
yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur. Fidel
Castro pun diceritakan terpingkal- pingkal mendengar dagelan tersebut.
|
3. Makna tersirat
Saat itu, Gus Dur bercerita soal empat orang yang
pernah menjadi presiden di Indonesia punya masalah gila.Presiden pertama,
Soekarno, disebut gila wanita. Presiden kedua, Soeharto, disebut gila
harta.Presiden ketiga, BJ Habibie, disebut gila sungguhan. Keempat, yakni Gus
Dur menyebut dirinya yang membuat orang
lain gila atau yang memilih yang gila.
03-Cheilla MS
3. Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta
Setelah mendapat
larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan jauh dengan
menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh
menggunakan kereta api.
"Anda mau pergi
naik kerata api Gus? Memangnya Anda pikir
bisa sampai tepat waktu dengan naik kereta api?" ledek si dokter.
"Anda jangan
meremehkan, kereta itu cepet banget loh!" jawab
mantan Presiden RI ke-4 itu.
"Kereta api mana
yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?" tanya dokter.
"Oho.. Anda jangan
salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat," kilah pria
kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini.
"Anda mimpi kali.
Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat dibandingkan kereta
api," cecar sang dokter.
"Wah, Anda salah.
Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta api baru bisa
merangkak. Coba kalau kereta api nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari.
Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat," jawab Gus Dur,
disambut wajah kecut sang dokter. (rhs)
Sumber: Okezone.com, Kamis, 07 Januari 2010
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat
Teks Anekdot
1. Struktur
Struktur teks anekdot di atas tidak
lengkap karena tidak terdapat
koda. Agar menjadi anekdot yang baik,
teks di atas dapat ditambahkan struktur baru. Misalnya saja sebagai berikut.
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Setelah
mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan jauh dengan
menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh
menggunakan kereta api.
|
Orientasi
|
"Anda mau
pergi naik kerata api Gus? Memangnya Anda
pikir bisa sampai tepat waktu dengan naik kereta api?" ledek si dokter.
"Anda
jangan meremehkan, kereta itu cepet banget
loh!" jawab mantan Presiden RI ke-4 itu.
|
Krisis
|
"Kereta
api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?" tanya dokter.
"Oho..
Anda jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat,"
kilah pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini.
"Anda
mimpi kali. Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat
dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.
|
Reaksi
|
"Wah,
Anda salah. Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta
api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api nanti sudah bisa berdiri dan
bisa lari. Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat," jawab
Gus Dur, disambut wajah kecut sang dokter. (rhs)
|
Koda
|
Sang
dokter pun tersenyum dengan terpaksa.
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot
“Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta”
No.
|
Ciri Kebahasaan
Anekdot
|
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Setelah
mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan jauh dengan
menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh
menggunakan kereta api.
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau
sebab-akibat
|
Setelah
mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan jauh dengan
menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh
menggunakan kereta api.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
“Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet banget
loh!" jawab mantan Presiden RI ke-4 itu.
|
4.
|
Kalimat retoris
|
"Kereta
api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?"
|
5.
|
Kalimat perintah
|
"Anda
jangan meremehkan, kereta itu cepet banget
loh!"
|
6.
|
Kalimat seru
|
-
|
3. Makna
Tersirat
Teks
anekdot Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta
menyampaikan bahwa kita
jangan meremehkan sesuatu hal yang dianggap kecil, karena suatu saat nanti ia
akan menjadi besar dan tidak akan pernah terduga.
04-Cherly FF
Obrolan
Para Presiden
Analisis Struktur,
Kebahasaan dan Makna Tersirat Teks Anekdot
1.
Struktur
Struktur teks anekdot di atas kurang lengkap, di
teks tersebut sudah ada abstraksi,
orientasi, krisis, reaksi, hanya saja kurang bagian koda
No.
|
Struktur
|
Teks
|
1.
|
Abstraksi
|
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur
coba cari suasana di pesawat RI-01.
|
2.
|
Orientasi
|
Kali ini dia mengundang Presiden AS dan
Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS
dan Perancis aja yang punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa setiap
presiden selau ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
|
3.
|
Krisis
|
Tidak lama presiden Amerika, Clinton
mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata : Wah kita sedang
berada di atas New York! Presiden Indonesia (Gus Dur) : Lho kok bisa tau
sih? Itu..patung Liberty kepegang!,jawab Clinton dengan bangganya. "Hei Chirac, ayo tunjukkan ikon kebanggaan
negaramu!" teriak Clinton. Nggak
mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya
keluar. Tau nggak..kita sedang di atas Kota Paris?, katanya dengan
sombongnya. Presiden Indonesia : wah..kok bisa tau juga? Itu..menara
Eiffel kepegang!, sahut presiden Perancis tersebut. Karena disombongin sama Clinton dan Chirac,
giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat. Wah..kita sedang
berasa di atas Tanah Abang!!!, teriak Gus Dur. Lho kok bisa tau sih? tanya
Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngelihat.
|
4.
|
Reaksi
|
Ini..jam tangan saya hilang.., jawab Gus
Dur kalem.
|
5.
|
Koda
|
Mendengar jawaban itu, seketika
Clinton dan Chirac tampak kebingungan dengan jawaban Gus Dur.
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot Obrolan
Para Presiden”
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Contoh Kalimat
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan masa lalu
|
Saking
udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01.
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Itu..menara
Eiffel kepegang!, sahut presiden Perancis tersebut. Karena
disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan
tangannya keluar pesawat.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Tidak
lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat
kemudian dia berkata
|
4.
|
Kalimat retoris
|
Tau
nggak..kita sedang di atas Kota Paris?”
|
5.
|
Kalimat perintah
|
Hei Chirac, ayo tunjukkan ikon kebanggaan negaramu! teriak
Clinton.
|
6.
|
Kalimat seru
|
Wah
kita sedang berada di atas New York!
|
3. Makna Tersirat
Teks anekdot Obrolan
Para Presiden tersebut mengkritisi masalah keadaan atau situasi tempat umum di
Indonesia. Banyak tempat umum di Indonesia yang sudah tidak aman bagi pengguna
atau pengunjungnya. Karena kerawanannya terhadap tindak kriminalitas, seperti
pencurian dan perampokan. Disini disebutkan Tanah Abang sebagai salah satu
contohnya. Sehingga tempat ini terkenal akan maling dan bahayanya ketika
seseorang berada disini. Hal ini sangat bertolak belakang dengan tempat khas di
luar negeri yang dapat dibanggakan karena keindahan dan kehebatannya. Sedangkan
di Indonesia belum ada ikon yang bisa dibanggakan. Justru tempat-tempat seperti
Tanah Abang itulah yang banyak
05-Dharma
Yudha
Humor GusDur
‘’Sate Babi’’
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan
serius.
Ajudan: Gus, menurut
Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ...
babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling
haram?
Gus Dur: Mmmm ... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu
bapaknya dibuat sate babi!
1.Struktur
Struktur teks di
atas sudah lengkap ,abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,dan kodas udah ada dalam
teks,buktinya adalah sebagai berikut
Struktur
|
Teks
|
abstraksi
|
Suatu ketika
Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
|
Orientasi
|
Ajudan: Gus,
menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
|
Krisis
|
Gus Dur: Mmmm
... babi mengandung babi!
|
Reaksi
|
Ajudan: Yang
paling haram?
|
Koda
|
Gus Dur: Mmmm
... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis
kebahasaan teks anekdot ‘’ Sate Babi.
Ciri kebahasaan anekdot
|
Teks
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
-
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
|
Suatu ketika
Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
|
Kalimat retoris
|
-
|
Kalimat perintah
|
-
|
Kalimat seru
|
Gus Dur: Mmmm
... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
|
3. Makna
tersirat
Teks anekdot ‘’Sate
Babi’’mengandung makna tersirat dari beberapa kalimat .Seperti ,’’babi
mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!’’Mengartikanbahwa
seseorang yang memiliki sifat/perilaku yang buruk yang berasal dari orang
tuanya.
06-Daru Viki
Diplintir Media
Dianalisis:
1. Strukturnya
2. Kebahasaannya
3. Makna
Tersirat
Lengkap atau tidak?
Jika belum maka lengkapi!
Teks :
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya.
Dia menceritakan tentang kutipan media massa atas berbagai peryataan yang
pernah dikeluarkanya.
Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke
Sumatara Utara ditanya soal peryataan Menteri Sosial Singapura Lee Kuan Yew
tentang gembong teroris di Indonesia. Dia mengatakan “pada saatnya nanti akan mengajarkan demokratisi di Singapura.”
Lalu, sambungnya di media massa mengatakan bahwa, dia akan melakukan demo di
Singapura.
“walah..... walah, gitu aja kok
repot!”
Analisis Struktur,
Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Maju aja Dituntun, Apalagi
Mundur”
3.
Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah
lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam
teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
4.
Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks
anekdot “Maju aja Dituntun, Apalagi Mundur”.
5.
Makna Tersirat
Teks anekdot “Maju aja Dituntun,
Apalagi Mundur” menyampaikan tentang“Aggapan bangsa lain terhadap masalah terorisme di Indonesia” /menyoroti
masalah “Peryataan
Menteri Sosial Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia.” /mengkritisi
masalah “Anggapan
miring bangsa lain terhadap masalah terorisme di Indonesia.”
|
07-Dias RR
Kuli dan
Kyai
Analisis Struktur,
Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot
1.
Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap.
Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks.
Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
|
Teks
|
Abstraksi
|
Rombongan jamaah haji NU dari
Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi.
|
Orientasi
|
Langsung saja kuli-kuli dari
Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa.
|
Krisis
|
Akibatnya, dua orang di
antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan
12 serius dalam bahasa Arab.
|
Reaksi
|
Melihat itu, rombongan
jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin,
Amin!
Gus Dur yang sedang berada di
bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun di
sini?"
|
Koda
|
"Mereka terlihat sangat
fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."
|
2.
Kebahasaan
Berikut
analisis kebahasaan teks anekdot “Kuli dan Kyai”.
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
|
1.
|
Kalimat
yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Rombongan jamaah haji NU dari
Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi.
|
2.
|
Konjungsi yang
menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Akibatnya
|
3.
|
Penggunaan
kata kerja aksi
|
Langsung saja kuli-kuli dari
Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang
mereka bawa
Akibatnya, dua orang di
antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan 12 serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan
jamaah haji tersebut spontan merubung
mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang
berada di bandara itu menghampiri
mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun
di sini?"
"Mereka terlihat
sangat fasih berdoa,
apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."
|
4.
|
Kalimat
retoris
|
Gus Dur yang sedang berada di
bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun di
sini?"
|
5.
|
Kalimat
perintah
|
Melihat itu, rombongan jamaah
haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
|
6.
|
Kalimat
seru
|
"Mereka terlihat sangat
fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."
|
3.
Makna Tersirat
Teks
anekdot “Kuli dan Kyai” menyampaikan tentang masyrakat yang memakai sorban atau
mahir berdoa serta mahir berbahasa arab belum tentu agamanya baik dan sifat
serta perilaku yang dimilikinya baik.
08-Dinda TP
KaumAlmarhum
Mungkinkah Gus
Durbenar-benarpercaya
padaisyaratdarimakam-makamleluhur?
Kelihatannyadiamemangpercaya, sebab
Gus Durselalusiapdengangigihdan
sungguh-sungguhmembela"ideologi"nya
itu.Padahalhaltersebutseringmembuat
repot parakoleganya.
Tapi, inimungkinjawaban yang benar,
ketikaditanyakenapa Gus Dursering
berziarahkemakamparaulamadan
leluhur.
"Sayadatangkemakam, karenasayatahu.
Mereka yang matiitusudahtidakpunya
kepentinganlagi."Katanya.
padaisyaratdarimakam-makamleluhur?
Kelihatannyadiamemangpercaya, sebab
Gus Durselalusiapdengangigihdan
sungguh-sungguhmembela"ideologi"nya
itu.Padahalhaltersebutseringmembuat
repot parakoleganya.
Tapi, inimungkinjawaban yang benar,
ketikaditanyakenapa Gus Dursering
berziarahkemakamparaulamadan
leluhur.
"Sayadatangkemakam, karenasayatahu.
Mereka yang matiitusudahtidakpunya
kepentinganlagi."Katanya.
STRUKTUR
|
TEKS
|
Abstraksi
|
Mungkinkah
Gus Durbenar-benarpercaya
padaisyaratdarimakam-makamleluhur? |
Orientasi
|
Kelihatannyadiamemangpercaya,
sebab
Gus Durselalusiapdengangigihdan sungguh-sungguhmembela"ideologi"nya itu. |
Krisis
|
Padahalhaltersebutseringmembuat
repot parakoleganya. |
Reaksi
|
Tapi,
inimungkinjawaban yang benar,
ketikaditanyakenapa Gus Dursering berziarahkemakamparaulamadan leluhur. |
Koda
|
“Sayadatangkemakam,
karenasayatahu.
Mereka yang matiitusudahtidakpunya kepentinganlagi."Katanya. |
Strukturanekdottersebutsudahlengkaphanyasajakurangjelaspadabagiankrisisnya
.Agar menjadianekdot yang
baikmakadapatditambahkankalimatbarumisalnyasajasebagaiberikut.
Krisis :
Padahalhaltersebutseringmembuat
repot parakoleganya. Yaitukepercayaanterhadapisyaratdarimakam-makamleluhur.
repot parakoleganya. Yaitukepercayaanterhadapisyaratdarimakam-makamleluhur.
2. Kebahasaan
Berikutanalisiskebahasaanteksanekdot
“KaumAlmarhum”
1. Kalimat yang menyatakanperistiwamasalalu :
Mungkinkah
Gus Durbenar- benarpercayapadaisyaratdarimakam-makamleluhur?
2.
Konjungsi
yang menyatakansebabakibat :
“Sayadatangkemakam,karenasayatahu.Mereka
yang matiitusudahtidakpunyakepentinganlagi."
3.
Penggunaakatakerjaaksi
:
Tapi, inimungkinjawaban yang
benar,ketikaditanyakenapa Gus Dursering
berziarahkemakamparaulamadanleluhur.
berziarahkemakamparaulamadanleluhur.
4. Kalimatretoris :
Padahalhaltersebutseringmembuatrepot
parakoleganya.
5. KalimatPerintah :
Mungkinkah Gus
Durbenar-benarpercayapadaisyaratdarimakam-makamleluhur?
6. Kalimatseru :
Kelihatannyadiamemangpercaya, sebabGus
Durselalusiapdengangigihdan
sungguh-sungguhmembela"ideologi"nyaitu.
sungguh-sungguhmembela"ideologi"nyaitu.
MaknaTersiratdariteksanekdot
“KaumAlmarhum”
Seharusnya
jangan memercayai isyarat pada makam makam leluhur ,dan sebenarnya Gus Dur
memiliki ideologi yang kuat untuk memercayai hal hal tersebut.
09-Dwi
Hamzah MI
Analisis Struktur, Kebahasaan dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Pengalaman
Gus Dur Naik Haji”
1.
Struktur
Struktur
teks anekdot di atas tidak lengkap karena tidak terdapat reaksi dan koda. Agar
menjadi anekdot yang baik, teks di atas dapat ditambahkan struktur baru.
Misalnya saja sebagai berikut.
No.
|
Struktur
|
Teks
|
1.
|
Abstraksi
|
Gus
Dur seperti tidak pernah kehabisan cerita, khususnya yang bernada sindiran
politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di masa pemerintah Orde Baru.
|
2.
|
Orientasi
|
Suatu
kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Karena yang pergi
seorang presiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi. Salah
satunya "peminta petunjuk" yang paling rajin, Menteri Penerangan
Harmoko.
Setelah
melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan jumrah,
yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang
mirip patung. Di sini lah muncul masalah, terutama bagi Harmoko.
|
3.
|
Krisis
|
Beberapa
kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya. "Wah
kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dur menuturkan pernyataan Harmoko
yang saat itu tampak gemetar karena takut.
Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama
saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya.
Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama, Harmoko pun menoleh ke
kanan dan ke kiri, mencari-cari posisi presiden untuk "minta petunjuk".
Setelah ketemu, lalu dengan lega ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak
Presiden.
Namun,
sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai manuia,
sesama setan jangan saling lempar!"
|
4.
|
Reaksi
|
“Astaga!” kagetnya dalam hati. Setelah mendengar bisikan tersebut,
ia berhenti sejenak dan berpikir-pikir. “Sesama setan jangan saling lempar?”
katanya dalam hati. Setelah itu ia baru sadar kalau ia telah tersindir dengan
bisikan tersebut.
|
5.
|
Koda
|
Harmoko langsung mengurungkan niatnya untuk menghampiri Soeharto.
Dan ia pun hanya diam tidak menyampaikan bisikan tersebut ke Soeharto dan
melanjutkan ritual selanjutnya.
|
2. Kebahasaan
Berikut
analisis kebahasaan teks anekdot “Obrolan Para Presiden”
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Contoh Kalimat
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan
masa lalu
|
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke
Mekkah untuk berhaji.
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan
hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Lalu Harmoko pindah posisi.
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Harmoko pun menoleh ke
kanan dan ke kiri, mencari-cari posisi presiden untuk "minta
petunjuk".
|
4.
|
Kalimat retoris
|
“Sesama setan jangan saling lempar?” katanya
dalam hati.
|
5.
|
Kalimat perintah
|
"Hai manuia, sesama setan jangan saling
lempar!"
|
6.
|
Kalimat seru
|
“Astaga!”
|
3. Makna
Tersirat
Teks anekdot “Obrolan Para Presiden”
menyampaikan tentang sindiran kepada Harmoko yang menjadi orang dekat Presiden
Soeharto yang kemudian berkhianat dengan menginginkan Soeharto untuk turun dari
jabatannya yaitu presiden. Kalimat “Hai manusia, sesama setan jangan saling lempar!” memiliki arti yaitu
Harmoko diibaratkan setan karena telah berkhianat.
10-Enrico
NDA
Struktur
|
Teks
|
Abtraksi
|
Suatu hari, saat Abdurahman Wahid menjabat sebagai
Presiden RI, ada pembicaraan serius.
|
Orientasi
|
Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai
menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.
|
Krisis
|
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam
berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk
memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
|
Reaksi
|
“Menurut anda, mengapa demam berdarah saat ini
semakin marak di Jakarta Pak?” Tanya seorang menterinya.
“Ya karena saya Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota
Jakarta ini.
|
Koda
|
Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…!”
|
1. Struktur
2. Kebahasaan
NO.
|
Ciri
Kebahasaan Anekdot
|
|
1
|
Kalimat yang
menyatakan peristiwa masa lalu
|
Suatu hari,
saat Abdurahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius.
|
2
|
Konjungsi yang
menyatakan hubungan waktu atau sebab akibat
|
Ya karena saya
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi
bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini.
|
3
|
Penggunaan
kata kerja aksi
|
Saat
Abdurahman Wahid menjabat sebagai Presiden
|
4
|
Kalimat
Retoris
|
“Menurut anda,
mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?”
|
5
|
Kalimat
Perintah
|
|
6
|
Kalimat seru
|
Padahal kan
nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…!.
|
3. Makna Tersirat
Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…! Menyampaikan
tentang nyamuk yang berada di Jakarta takut dengan obat nyamuk Tiga Roda.
Komentar
Posting Komentar