Anekdot Kelompok
Nama Kelompok 1 :
1)
Royan Falaqun
Nizar
2)
Tintin Muliani
3)
Putri Eka
Zulviana
4)
Firly Syahro
Maghfiroh
5)
Oktavia Triska
Putri P.
ANEKDOT
Sekolah Zaman Now
Suatu hari di sekolah umum setingkat
SMA,seorang guru sebut saja Pak D hendak mengajar di kelas X86. Dikarenakan
beliau tidak menerima proposal kegiatan belajar mengajar,maka beliau memutuskan
untuk menemui kepala sekolah.
"Permisi,Pak. Enaknya murid kelas saya
hari ini diberikan materi apa ya,Pak?" Tanyanya kepada kepala sekolah.
Dengan enteng kepala sekolah pun menjawab
"Sudahlah,berikan saja mereka tugas. Biar mereka pandai. Sekarang kan
kurikulum pendidikan sudah maju. Maka mereka harus belajar dan menganalisis
sendiri. Bukan selalu bergantung pada
guru." Setelah mendengar jawaban dari kepala sekolah,Pak D pun menuju ke
kelasnya. Beliau memberikan tugas kepada muridnya dan setelah itu beliau
langsung kembali ke ruangannya.
Waktu berlalu sekitar tiga puluh menit setelah
Pak D memberikan tugas. Seorang murid bernama Udin merasa kesulitan dalam
mengerjakan tugasnya. Ia pun bersama temannya pergi menuju ruangan Pak D untuk
menanyakan soal yang dirasanya sulit. Namun sesampainya di ruangan Pak D,yang
mereka dapati malah kenyataan bahwa Pak D sedang tertidur pulas di mejanya.
Kepalanya bertumpu pada tangannya yang melingkar diatas meja.
Karena tidak tega untuk membangunkan Pak D,
Udin dan temannya memutuskan untuk menemui kepala sekolah dengan tujuan yang
sama. Tapi kenyataan pahit menjelma menjadi sebuah anugerah. Mereka mendapati
diatas sofa panjang terlihat kepala sekolah sedang tertidur pulas dengan
mulutnya yang sedikit menganga.
"Yang bayar saja rela botak kepalanya
tapi yang dibayar ternyata menaruh kepala dengan wajah watados-nya,"
Udin menutup kembali pintu ruangan kepala sekolah.
"Watados gimana maksudnya,Din?"
"Wajah tanpa dosa!" Sahut Udin
cepat. Mereka pun kembali ke kelas dan menceritakan kepada teman-temannya
tentang apa yang baru saja mereka saksikan.
Beberapa saat kemudian,seorang tukang kebun
melewati kelas X86. Selama ini yang ia ketahui kelas X86 tidak pernah sunyi
begitu juga dengan pintunya yang jarang sekali ditutup. Karena rasa
penasarannya, bapak tukang kebun itu pun mengintip ke dalam kelas melalui celah
pintu yang sedikit terbuka. Dan ternyata murid-murid kelas X86 malah tidur di
dalam kelas, beberapa ada yang memakai earphone dan beberapa yang lain bermain gadget di
sudut belakang ruang kelas.
Melihat kejadian tersebut, bapak tukang kebun
itu pun sontak menggelengkan kepalanya dan senyum yang tersungging membuat
kumisnya tampak seperti tanjakan menuju pegunungan yang dipenuhi dedurian.
"Hmph. Dasar sekolah jaman now!"
Ucapnya sambil berlalu.
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan
Makna Tersirat Teks Anekdot “Sekolah Zaman Now”
1. Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah
lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam
teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Suatu
hari di sekolah umum setingkat SMA,seorang guru sebut saja Pak D hendak
mengajar di kelas X86. Dikarenakan beliau tidak menerima proposal kegiatan
belajar mengajar,maka beliau memutuskan untuk menemui kepala sekolah.
|
|
Orientasi
|
"Permisi,Pak.
Enaknya murid kelas saya hari ini diberikan materi apa ya,Pak?" Tanyanya
kepada kepala sekolah.
|
|
Krisis
|
Dengan
enteng kepala sekolah pun menjawab "Sudahlah,berikan saja mereka tugas.
Biar mereka pandai. Sekarang kan kurikulum pendidikan sudah maju. Maka mereka
harus belajar dan menganalisis sendiri. Bukan
selalu bergantung pada guru." Setelah mendengar jawaban dari
kepala sekolah,Pak D pun menuju ke kelasnya. Beliau memberikan tugas kepada
muridnya dan setelah itu beliau langsung kembali ke ruangannya.
|
|
Reaksi
|
Waktu berlalu sekitar tiga puluh menit
setelah Pak D memberikan tugas. Seorang murid bernama Udin merasa kesulitan
dalam mengerjakan tugasnya. Ia pun bersama temannya pergi menuju ruangan Pak
D untuk menanyakan soal yang dirasanya sulit. Namun sesampainya di ruangan
Pak D,yang mereka dapati malah kenyataan bahwa Pak D sedang tertidur pulas di
mejanya
Karena tidak tega untuk membangunkan Pak D,
Udin dan temannya memutuskan untuk menemui kepala sekolah dengan tujuan yang
sama. Tapi kenyataan pahit menjelma menjadi sebuah anugerah. Mereka mendapati
diatas sofa panjang terlihat kepala sekolah sedang tertidur pulas dengan
mulutnya yang sedikit menganga.
Mereka pun kembali ke kelas dan menceritakan
kepada teman-temannya tentang apa yang baru saja mereka saksikan.
|
|
Koda
|
Melihat
kejadian tersebut, bapak tukang kebun itu pun sontak menggelengkan kepalanya
dan senyum yang tersungging membuat kumisnya tampak seperti tanjakan menuju
pegunungan yang dipenuhi dedurian.
"Hmph.
Dasar sekolah jaman now!" Ucapnya sambil berlalu.
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot
“Sekolah Zaman Now”.
|
No.
|
Ciri
Kebahasaan Anekdot
|
Contoh Kalimat
|
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Suatu hari di sekolah umum setingkat
SMA,seorang guru sebut saja Pak D hendak mengajar di kelas X86. Dikarenakan
beliau tidak menerima proposal kegiatan belajar mengajar,maka beliau
memutuskan untuk menemui kepala sekolah.
|
|
2.
|
Konjungsi
yang menyatakan hubungan waktu atau
sebab-akibat
|
Beberapa
saat kemudian, seorang tukang kebun melewati kelas X86.
|
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Dikarenakan beliau tidak menerima proposal kegiatan belajar
mengajar,maka beliau memutuskan untuk
menemui kepala sekolah.
Dengan enteng kepala sekolah
pun menjawab "sudahlah,berikan saja mereka
tugas. Biar mereka pandai.
Waktu berlalu sekitar tiga
puluh menit setelah Pak D memberikan
tugas.
Seorang murid bernama Udin merasa kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.
Ia pun bersama temannya pergi menuju ruangan Pak D untuk menanyakan soal yang dirasanya sulit.
Kepalanya bertumpu pada
tangannya yang melingkar diatas
meja.
Karena tidak tega untuk membangunkan Pak D, Udin dan temannya
memutuskan untuk menemui kepala sekolah dengan tujuan
yang sama.
Tapi kenyataan pahit menjelma menjadi sebuah anugerah.
Mereka mendapati diatas sofa panjang terlihat kepala sekolah sedang
tertidur pulas dengan mulutnya yang sedikit menganga.
"Yang bayar saja rela
botak kepalanya tapi yang dibayar ternyata menaruh kepala dengan wajah watados-nya,"
Udin menutup kembali pintu ruangan kepala sekolah.
Mereka pun kembali ke kelas dan
menceritakan kepada teman-temannya
tentang apa yang baru saja mereka saksikan.
Dan ternyata murid-murid kelas
X86 malah tidur di dalam kelas, beberapa ada yang memakai earphone dan
beberapa yang lain bermain gadget di sudut belakang ruang kelas.
Karena rasa penasarannya, bapak
tukang kebun itu pun mengintip ke
dalam kelas melalui celah pintu
yang sedikit terbuka.
Beberapa saat kemudian,seorang
tukang kebun melewati kelas X86.
Melihat kejadian
tersebut, bapak tukang kebun itu pun sontak menggelengkan kepalanya dan senyum yang tersungging membuat
kumisnya tampak seperti tanjakan menuju
pegunungan yang dipenuhi dedurian.
|
|
4.
|
Kalimat retoris
|
|
|
5.
|
Kalimat perintah
|
"Sudahlah,berikan
saja mereka tugas. Biar mereka pandai. Sekarang kan kurikulum pendidikan
sudah maju. Maka mereka harus belajar dan menganalisis sendiri. Bukan selalu bergantung pada guru!"
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
"Hmph. Dasar sekolah jaman now!"
|
3. Makna
Tersirat
Teks anekdot “Sekolah Zaman Now” Menyadarkan orang lain agar tidak melalaikan
tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan sebagaimana mestinya. Menyadarkan
agar tokoh tersebut tidak semena-mena dengan tugas miliknya.
Mengidentifikasi
teks anekdot ‘’Sekolah Zaman Now’’
|
Aspek
|
Anekdot "Sekolah Zaman Now"
|
|
Ide cerita
|
Peristiwa cerita rekaan tetapi masalah nyata
yang mungkin saja terjadi
|
|
Isi
|
Peristiwa dalam cerita menyangkut tokoh
penting,yaitu tokoh yang bertanggung jawab di lingkungan sekolah tepatnya
guru dan kepala sekolah. Bisa juga menyangkut pihak-pihak tertentu di bidang
pendidikan.
|
|
Fungsi komunikasi
|
Menyindir secara halus dan menyampaikan
tujuan tertentu berupa kritik.
|
|
Makna tersirat
|
Menyadarkan orang lain agar tidak melalaikan
tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan sebagaimana mestinya. Menyadarkan
agar tokoh tersebut tidak semena-mena dengan tugas miliknya.
|
Nama Kelompok 2:
Auralya Sekar N. (02)
Enrico N. D. A. (10)
Erika Selphie D. (11)
Najma Nur W. (21)
Ning Dainty (26)
Diam
Di
tengah ramainya siswa-siswi yang berlalu-lalang akan pulang, Andin dan
Wanda—siswi kelas X di SMA Negeri di Madiun—sedang berbincang-bincang. Mereka
mengobrol sambil berjalan menuju gerbang sekolah.
“Wah, aku pengen deh, kayak
Farel, mesti dapat nilai bagus ketika ulangan,” curhat Wanda.
“Kalau
kamu pengen kayak gitu ya belajar! Terus diimbangi juga sama berdoa,” sahut
Andin.
“Udah sih, tapi kok nilaiku
masih jelek ya?”
“Mungkin kamu belum benar-benar
‘diam’,” ujar Andin memberi solusi.
“Diam? Memang ‘diam’ ada
hubungannya sama nilai?” heran Wanda.
“Ada
dong! Kalau nggak percaya, coba bandingkan nilai ulangan Farel sama nilai
ulangan Peter. Yang diam waktu pelajaran kan kembalian nilainya lebih sedikit.”
Andin hanya meringis menatap
Wanda yang menggaruk-garuk kepalanya.
1.
Struktur
Struktur
teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan
koda sudah ada dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Di tengah ramainya siswa-siswi yang
berlalu-lalang akan pulang, Andin dan Wanda—siswi kelas X di SMA Negeri di
Madiun—sedang berbincang-bincang.
|
|
Orientasi
|
Mereka mengobrol sambil berjalan menuju
gerbang sekolah.
|
|
Krisis
|
“Wah, aku pengen deh, kayak Farel, mesti
dapat nilai bagus ketika ulangan,” curhat Wanda.
“Kalau kamu pengen kayak gitu ya
belajar! Terus diimbangi juga sama berdoa,” sahut Andin.
“Udah sih, tapi kok nilaiku masih jelek
ya?”
“Mungkin kamu belum benar-benar ‘diam’,”
ujar Andin memberi solusi.
|
|
Reaksi
|
“Diam? Memang ‘diam’ ada hubungannya
sama nilai?” heran Wanda.
“Ada dong! Kalau nggak percaya, coba
bandingkan nilai ulangan Farel sama nilai ulangan Peter. Yang diam waktu
pelajaran kan kembalian nilainya lebih sedikit.”
|
|
Koda
|
Andin hanya meringis menatap Wanda yang
menggaruk-garuk kepalanya.
|
2.
Kebahasaan
Berikut
analisis kebahasaan teks anekdot “Diam”.
|
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
Bukti
|
|
1.
|
Kalimat
yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Di
tengah ramainya siswa-siswi yang berlalu-lalang akan pulang, Andin dan
Wanda—siswi kelas X di SMA Negeri di Madiun—sedang berbincang-bincang.
|
|
2.
|
Konjungsi
yang menyatakan hubungan waktu
|
Mereka mengobrol sambil berjalan
menuju gerbang sekolah.
|
|
3.
|
Penggunaan
kata kerja aksi
|
Mereka mengobrol sambil berjalan
menuju gerbang sekolah.
|
|
4.
|
Kalimat
retoris
|
“Udah sih, tapi kok nilaiku masih jelek
ya?”
|
|
5.
|
Kalimat
perintah
|
“Kalau kamu pengen kayak gitu ya
belajar! Terus diimbangi juga sama berdoa,” sahut Andin.
|
|
6.
|
Kalimat
seru
|
“Wah, aku pengen deh, kayak Farel,
mesti dapat nilai bagus ketika ulangan,” curhat Wanda.
|
Kelompok 3 :
1. Dias Rachma R. (07)
2. Indah Dwi Aprilia L. (15)
3. Monica Febriyanti (19)
4. Rifqi Nadaa N. (29)
5. Yesika Elsyava P. (34)
Nyenyaknya
Tidur di Dalam Kelas
Di sebuah
sekolah SMA di Negara Indonesia, Randy seorang siswa kelas X sedang tidur saat
pelajaran bahasa Jawa.
Pak Rangga :
’’Woy!!! Siapa yang tidur dikelas ? ’’
Murid : ”Randyy pak.”
Pak Rangga : ’’Wooo... cah edan. Kok turu ning kelas!!!!!!!”
Akhirnya pak Rangga pun menghampiri tempat Randy yang ada di
sudut kelas.
Pak Rangga : ’’Randyy, bangun!!!!!“
Randy : ”Zzzzzzzzzzzzzzzz.”
Pak Rangga :
’’Tolong salah satu ambilkan air!”
Lalu Rinai pun menyerahakan air kepada Pak Rangga. Dengan
segera Pak Rangga mengambil air itu dan menyipratkannya ke wajah Randy.
Pak Rangga : ’’Ran..Ran.. Randyyyyy... Bangun....”
Randy : ”Astagfirullah. Loh sudah pagi.”
Pak Rangga : ’’Pagi gundulmu, enak saja kamu tidur di kelas.”
Randy :’’Lah.. ngantuk lo Pak.”
Pak Rangga :’’Mana tugas rumah kamu?’’
Randy :”Belum saya kerjakan Pak.”
Pak Rangga :
’’Apaaa? Sudah tidur di dalam kelas, tugas rumah belum dikerjain lagi. Ngapain saja
kamu dirumah?”
Randy :
”Yaa tidur pak. Di rumah itu kan buat istirahat.”
Pak Rangga : ’’Kata siapa??”
Randy :
”Kata sayalah Pak! Sekolah itu pulangnya sudah sore, masih juga diberi PR, kan saya juga capek Pak.”
Pak Rangga :
“Lahhh.. itukan memang tugas kamu
sebagai seorang murid Randy.”
Randy : ”Tapi, murid juga butuh istirahat kan
pak???”
Pak Rangga : ’’Ya sudah, kamu kalau ingin
istirahat pergi ke BK sekarang!”
Randy : ”Ngapain pak????”
Pak Rangga : ’’Ya minta surat untuk keluar
sekolah lah....”
Randy : ”Sayakan mau belajar disini.
Orang tua saya juga sudah membayar banyak untuk sekolah saya disini Pak.”
Pak Rangga : ’’Pokoknya, kalau kamu ingin
istirahat pergi ke BK sekarang!”
Randy : ”Iya Pak!”
Randy pun bergegas keluar kelas
menuju ruang BK. Dalam perjalananya ia berfikir bagaimanapun juga guru tetap
selalu benar dan menang. Sementara itu, dikelas terdengar bunyi bel istirahat
yang memecah keheningan akibat perdebatan antara Pak Rangga dengan Randy.
- Struktur
Teks anekdot “Nyenyaknya Tidur di Dalam Kelas” memiliki struktur sebagai berikut
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Di sebuah
sekolah SMA di Negara Indonesia, Randy seorang siswa kelas X sedang tidur
saat pelajaran bahasa Jawa.
|
|
Orientasi
|
Pak Rangga :
’’Woy!!! Siapa yang tidur dikelas ? ’’
Murid : ”Randyy pak.”
Pak Rangga : ’’Wooo... cah edan kok turu ning kelas!!!!!!!”
|
|
Krisis
|
Akhirnya pak Rangga pun menghampiri tempat Randy yang ada
di sudut kelas.
Pak Rangga : ’’Randyy, bangun!!!!!“
Randy : ”Zzzzzzzzzzzzzzzz.”
Pak Rangga :
’’Tolong salah satu ambilkan air.”
Lalu Rinai pun menyerahakan air kepada Pak Rangga. Dengan
segera Pak Rangga mengambil air itu dan menyipratkannya ke wajah Randy.
Pak Rangga : ’’Ran..Ran.. Randyyyyy... Bangun....”
|
|
Reaksi
|
Randy : ”Astagfirullah. Loh sudah pagi”
Pak Rangga : ’’Pagi gundulmu, enak saja kamu tidur di kelas.”
Randy :’’Lah.. ngantuk lo Pak.”
Pak Rangga :’’Mana tugas rumah kamu?’’
Randy :”Belum saya kerjakan Pak.”
Pak Rangga :
’’Apaaa? Sudah tidur di dalam kelas, tugas rumah belum dikerjain lagi. Ngapain
saja kamu dirumah?”
Randy :
”Yaa tidur pak. Di rumah itu kan buat istirahat.”
Pak Rangga : ’’Kata siapa??”
Randy :
”Kata sayalah Pak! Sekolah itu pulangnya sudah sore, masih juga diberi PR,
kan saya juga capek Pak.”
Pak Rangga :
“Lahhh.. itukan memang tugas kamu
sebagai seorang murid Randy.”
Randy : ”Tapi, murid juga butuh istirahat kan
pak???”
Pak Rangga : ’’Ya sudah, kamu kalau ingin
istirahat pergi ke BK sekarang!”
Randy : ”Ngapain pak????”
Pak Rangga : ’’Ya minta surat untuk keluar
sekolah lah....”
Randy : ”Sayakan mau belajar disini.
Orang tua saya juga sudah membayar banyak untuk sekolah saya disini Pak.”
Pak Rangga : ’’Pokoknya, kalau kamu ingin
istirahat pergi ke BK sekarang!”
Randy : ”Iya Pak!”
Randy pun bergegas keluar kelas menuju
ruang BK.
|
|
Koda
|
Dalam perjalananya ia berfikir
bagaimanapun juga guru tetap selalu benar dan menang. Sementara itu, dikelas
terdengar bunyi bel istirahat yang memecah keheningan akibat perdebatan
antara Pak Rangga dengan Randy.
|
- Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Nyenyaknya Tidur di Dalam Kelas”.
|
No.
|
Ciri
Kebahasaan Anekdot
|
Kalimat
|
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa
lalu
|
Di sebuah sekolah SMA di Negara
Indonesia, Randy seorang siswa kelas X sedang tidur saat pelajaran bahasa
Jawa.
|
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan
waktu atau sebab-akibat
|
Lalu Rinai pun menyerahakan air kepada Pak Rangga.
|
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
·
Randy seorang siswa kelas X sedang tidur
saat pelajaran bahasa Jawa.
·
Akhirnya pak Rangga pun menghampiri
tempat Randy yang ada di sudut kelas.
·
Lalu Rinai pun menyerahakan air kepada
Pak Rangga.
·
Dengan segera Pak Rangga mengambil air
itu dan menyipratkannya ke wajah Randy.
·
Randy pun bergegas keluar kelas menuju
ruang BK.
|
|
4.
|
Kalimat retoris
|
’’Apaaa? Sudah
tidur di dalam kelas, tugas rumah belum dikerjain lagi.”
|
|
5.
|
Kalimat perintah
|
·
’’Randyy,
bangun!!!!!“
·
’’Tolong salah satu ambilkan air!”
·
’’Ya sudah, kamu kalau ingin istirahat pergi ke BK sekarang!”
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
·
’’Woy!!!”
·
”Astagfirullah.”
·
”Kata sayalah
Pak!”
|
- Makna Tersirat
Teks anekdot “Nyenyaknya Tidur di Dalam Kelas” mengkritisi tentang kurikulum sekolah SMA masa sekarang. Karena meskipun sekolah hanya sekitar 6 jam, namun tugas yang diberikan sangat banyak, bagaikan sekolah 24 jam. Sehingga murid tidak memiliki waktu untuk istirahat. Serta teks tersebut mengkritisi tentang perlakuan guru kepada muridnya, namun pada akhirnya pasti guru yang menang.
Nama Anggota Kelompok 4 :
Ø Annisa Rosida (01)
Ø Daru Viki (06)
Ø Faiq Hazim (13)
Ø Nalendra Rizka Amelia (22)
Ø Niken Ayu Tirtaningtyas (25)
Menjadi Sekolah Adiwiyata
Pada suatu hari di sebuah
sekolah yang akan mengikuti lomba untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Ada seorang guru yang akan
memberikan pengumuman kepada murid-muridnya.
Guru : Anak-anak, ada
kabar gembira untuk kita semua. Sekolah kita ini sebentar lagi akan menjadi
Sekolah Adiwiyata! Nah
untuk menyambut hal bahagia ini, saya mau bertanya. Apa yang sudah kalian
siapkan untuk menyambut Sekolah Adiwiyata ini? Coba Rendi, apa yang akan kamu
lakukan untuk mempersiapkan dan menyambut hal ini semua?
Rendi : Saya akan menjaga
lingkungan agar tetap
bersih, membuang sampah pada tempatnya, membuat taman di lahan sekitar kelas
yang kosong, dan menanami pohon-pohon."
Guru : Wah bagus sekali
yang akan kamu lakukan Rendi. Terus.. kalau kamu bagaimana Daniar, apa yang
akan kamu persiapkan?
Daniar : Harus siap uang
bu!
Mendegar jawaban spontan
tersebut, Ibu Guru mencoba bertanya kembali kepada Daniar karena ibu guru tidak
habis pikir dengan jawabannya tersebut."
Guru : Lho kenapa kamu
bisa menjawab seperti itu Daniar?
Daniar : Ya jelas dong bu. Soalnya kalau sekolah kita
akan mengikuti lomba menjadi Sekolah Adiwiyata pasti kita disuruh menanam
pohon, membuat taman di sekitar kelas kita yang kosong, membuat mading tentang
kebersihan dan lain-lain, maka itu membutuhkan banyak uang karena kita harus
membeli tanaman, pohon, hiasan untuk taman dan hiasan untuk mading. Itu semua
membutuhkan biaya yang banyak!"
Guru : Kamu kok jawabnya
seperti itu? Begini lho, sekolah kita kan akan menjadi Sekolah Adiwiyata
artinya sekolah kita itu akan selalu rindang dan segar, sehingga semua murid nyaman belajar di kelasnya masing-masing.
Mendapat kategori menjadi Sekolah Adiwiyata itu juga susah karena sekolah kita
harus bersaing dengan sekolah-sekolah lain di provinsi Jawa Timur.
Daniar : Ya sama aja dengan
sekolah yang lain. Kita
menjaga lingkungannya waktu ada lomba saja. Tapi, setelah lomba udah masa bodo
dengan lingkungan. Malahan kami sebagai murid malah jadi sering pergi pagi
pulang malam. Ya kan bu ?"
Mendengar si Daniar
menjawab seperti itu, Ibu Guru hanya tersenyum dan tidak bisa membalas
perkataan Faqih.
Akhirnya Ibu Guru pun
kebingungan membalas kata-kata Daniar dan Ibu Guru langsung membahas materi
pelajaran bab selanjutnya.
Makna tersirat : jangan hanya berjuang untuk
mendapatkan, tetapi berjuanglah juga untuk mempertahankan apa yang sudah diraih
sehingga dapat menjadi pendorong untuk lebih baik.
|
Anggota kelompok
5:
1.
Darma Yudha Pratama Putra / 05
2.
Fahrul Maulana Ardiansyah / 12
3.
Mahdaviqia Dharmawan / 18
4.
Nanda Nova Nur Diana / 23
5.
Valling Valentin / 33
Pindah Rumah
Disebuahsekolahsedangdilakukanpenyuluhantentangadiwiyata.
Bu
guru: “Anak-anak jadi,
kitaharusmembersihkansekolah sebersihmungkin.
Anggapsajasekolahrumahmusendiri!”
Anakanak
:“Baikbu.”
Lalu keesokanharinyaanak-anakdatangkesekolahdenganmembawaperabotanrumahtangga.
Bu
guru :“Lho
lholho... Ada apaini? Disanaada yang bawakasur, kursitamu, bahkanada yang
bawamesincucilengkapdengantiangjemurannya. Ada apa?”
Anakanak
:“Maafbu,
kemarinibukanbilangkalauanggapsajasekolahansebagairumahkita. Dan
sekolahkitakurangperabotanrumah, jadikitabawaperabotanrumah ke sekolah. Kami jenius kan bu?”
Bu
guru :“Haduh, kalian inibagaimanasih. Apa yang kalian lakukan?”
Anakanaklain
:“Gini bu,mulaisekarangkitaakanmakanminumdisinibu, kan kemarin ibu cuma bilang kalau kita harus
menganggap sekolah seperti rumah sendiri.”
Bu
guru :“Haduh,
bukangitu maksudsaya,
jagadanbersihkansekolahsepertikamumenjagadanmembersihkanrumah anak-anak!”
Bu guru hanya bisa geleng-geleng kepala, melihat
kelakuan dari murid-muridnya.
4.
Struktur
Strukturteksanekdot di
atassudahlengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dankodasudahada di
dalamteks. Buktinyaadalahsebagaiberikut.
5.
Kebahasaan
Berikutanalisiskebahasaanteksanekdot “Pindah Rumah.”
6.
MaknaTersirat
Teksanekdot “Pindah Rumah” mengandung makna tersirat dari beberapa kalimat.
Seperti, “Gini bu, mulai sekarang kita
akan makan minum disini bu.Dan sekolah kita kurang perabotan rumah, jadi kita
bawa perabotan rumah ke sekolah.” mengartikan bahwa mulai sekarang siswa
menganggap sekolah sebagai rumah. Karena pada kenyataanya waktu siswa lebih
banyak tersita di sekolah. Namun, fasilitas di sekolah tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa.
|
Nama Anggota Kelompok 6 :
Cherlie Ferisna (04)
Dinda Tika Primadani (08)
Dwi Hamzah Mochammad Irfan (09)
Ingelia Yuan Fernanda (16)
Nawang Mega Puspita (24)
Emangnya Bapak Siapa?
Pada suatu hari, Pak Kenthut
mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 10 F. Dan pada hari itu, ia
memberikan tugas mengarang bebas. Namun tak satu pun murid mau membacakan hasil
pekerjaannya. Di kelas itu terdapat satu anak yang ahli bahasa. Anak itu
bernama Susanti, ia sangat dikenali oleh guru itu dan ia juga selalu disuruh
maju untuk membacakan hasil pekerjaannya.
Pak Kenthut :
“Anak-anak, siapa yang mau membaca ke depan?”
Namun suasana
menjadi hening, tak ada satu pun yang mau maju. Karena tak ada yang mau unjuk
jari, Pak Kenthut pun menyuruh Bella untuk maju.
Pak Kenthut :
“Bella, kamu maju membacakan tugas kamu!”
Bella : “Maaf
pak, saya tidak bisa.”
Akhirnya Pak
Kenthut menyuruh Susanti untuk maju.
Pak Kenthut :
“Kalau begitu, Susanti silahkan maju!”
Dengan raut
muka mau tidak mau, Susanti pun maju untuk membacakan hasil pekerjaannya.
Setelah selesai membaca, Pak Kenthut memberi pujian kepada Susanti.
Pak Kenthut :
“Untuk Bella, kamu begitu saja tidak bisa. Coba dong contoh Susanti! Bagus
Susanti, itu baru anak saya, nilai kamu 90. Silahkan duduk kembali!”
Anak-anak yang
lain merasa iri dengan perlakuan Pak Kenthut kepada Susanti.
Pada minggu berikutnya, Bella
pulang dari Korea Selatan dan membawakan banyak oleh-oleh. Oleh-oleh tersebut
dibagikan kepada semua guru yang mengajar kecuali Pak Kenthut. Pak Kenthut pun
protes kepada Bella.
Pak Kenthut :
“Loh Bella kok saya tidak dapat oleh-olehnya?”
Bella : “Lho
emangnya bapak siapa? Kan bukan siapa-siapa saya.”
Pak Kenthut :
“Saya ini orangtua kamu lo di sekolah. Kamu jangan kurang ajar!”
Bella : “Anak
bapak kan Susanti, bukan saya.”
Pak Kenthut pun terdiam mendengar nada sarkasme dari muridnya itu.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Pada suatu hari, Pak
Kenthut mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 10 F. Dan pada hari itu,
ia memberikan tugas mengarang bebas. Namun tak satu pun murid mau membacakan
hasil pekerjaannya. Di kelas itu terdapat satu anak yang ahli bahasa. Anak
itu bernama Susanti, ia sangat dikenali oleh guru itu dan ia juga selalu
disuruh maju untuk membacakan hasil pekerjaannya.
|
|
Orientasi
|
Pak Kenthut : “Anak-anak, siapa yang mau membaca ke depan?”
Namun suasana menjadi hening, tak ada satu pun yang mau maju. Karena
tak ada yang mau unjuk jari, Pak Kenthut pun menyuruh Bella untuk maju.
Pak Kenthut : “Bella, kamu maju membacakan tugas kamu!”
Bella : “Maaf pak, saya tidak bisa.”
Akhirnya Pak Kenthut menyuruh Susanti untuk maju.
Pak Kenthut : “Kalau begitu, Susanti silahkan maju!”
|
|
Krisis
|
Dengan raut muka mau tidak mau, Susanti pun maju untuk membacakan
hasil pekerjaannya. Setelah selesai membaca, Pak Kenthut memberi pujian
kepada Susanti.
Pak Kenthut : “Untuk Bella, kamu begitu saja tidak bisa. Coba dong contoh
Susanti! Bagus Susanti, itu baru anak saya, nilai kamu 90. Silahkan duduk
kembali!”
Anak-anak yang lain merasa iri dengan perlakuan Pak Kenthut kepada
Susanti.
Pada minggu
berikutnya, Bella pulang dari Korea Selatan dan membawakan banyak oleh-oleh.
Oleh-oleh tersebut dibagikan kepada semua guru yang mengajar kecuali Pak
Kenthut. Pak Kenthut pun protes kepada Bella.
Pak Kenthut : “Loh Bella kok saya tidak dapat oleh-olehnya?”
Bella : “Lho emangnya bapak siapa? Kan bukan siapa-siapa saya.”
|
|
Reaksi
|
Pak Kenthut : “Saya ini orangtua kamu lo di sekolah. Kamu jangan
kurang ajar!”
Bella : “Anak bapak kan Susanti, bukan saya.”
|
|
Koda
|
Pak Kenthut pun terdiam mendengar nada sarkasme
dari muridnya itu.
|
|
No.
|
Ciri Kebahasaan
Anekdot
|
Contoh Kalimat
|
|
1.
|
Kalimat yang
menyatakan masa lalu
|
Pada suatu hari,
Pak Kenthut mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 10 F.
|
|
2.
|
Konjungsi yang
menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Akhirnya Pak
Kenthut menyuruh Susanti untuk maju.
|
|
3.
|
Penggunaan kata
kerja aksi
|
Susanti pun maju untuk membacakan hasil pekerjaannya.
|
|
4.
|
Kalimat retoris
|
“Anak-anak, siapa
yang mau membaca ke depan?”
|
|
5.
|
Kalimat perintah
|
“Kalau begitu,
Susanti silahkan maju!”
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
“Saya ini orangtua
kamu lo di sekolah. Kamu jangan kurang ajar!”
|
Makna Tersirat
Teks anekdot tersebut mengkritik tentang guru yang selalu
membandingkan atau pilih kasih terhadap muridnya. Ia tidak bisa berlaku adil
kepada semua muridnya dan ia hanya memuji atau memberikan perhatian kepada
murid yang ia anggap bisa dan pandai. Sehingga murid-muridnya yang lain tidak
suka padanya. Karena ia hanya menganggap muridnya sebagai anak jika anak itu pandai
atau mau melaksanakan tugas yang diberikannya.
Nama anggota kelompok 7 :
·
Cheilla Sugata meidiana (03)
·
Khori'ah Nurjannah (17)
·
Muhammad Izzat I. (20)
·
Titania Amanda Putri(32)
Udah
Jalanin Aja
Pada suatu
pagi,di depan kelas X6 terdapat dua orang siswa sedang duduk sambil
berbincang-bincang mengenai tugas sekolah. Mereka adalah Rico dan Yudha. Salah
satu dari mereka merasa sangat terbebani dengan adanya PR.
Rico : “Yud, gue heran deh
sama para guru, mereka tuh nggak capek apa setiap hari ngasih pekerjaan
rumah ke kita? Pahahal kan kita di rumah
juga udah banyak pekerjaan.”
Yudha : “Ya udahlah dijalani aja.”
Rico : “Ya nggak bisa gitu
dong, Yud. Iya kalau ngasih tugasnya sedikit, nah ini ngasihnya udah banyak dan
setiap pertemuan lagi.”
Yudha : “Ya namanya juga guru.
Lo kayak nggak tahu guru aja sih. Sekarang coba lo cari, guru yang nggak pernah
ngasih PR ke muridnya! Nggak ada kan?”
Rico : “Buset, ya nggak
mungkin lah ada guru yang kayak gitu. Tapi kalau kayak gini terus udah
keterlaluan, Yud. Emang mereka nggak tahu apa, setiap hari kita tuh udah
berangkat pagi, pulangnya juga sore. Belum lagi kalau ada kerja kelompok dan
ekstra kurikuler. Di rumah itu kita juga banyak pekerjaan, malah dikasih PR.
Mereka tuh harusnya mikir kalau kita sebagai siswa itu butuh istirahat dan juga
hiburan.”
Yudha : “Ya udah kali. Mereka
mungkin juga sedikit balas dendam, karena kan mereka dulu juga digituin.”
Rico : “Tapi, bukannya itu
justru membuat para siswa jadi malas sekolah?”
Yudha :“Ya namanya juga
sekolah, kalau nggak mau kebanyakan tugas ya nggak usah sekolah. Simple kan!”
Rico : (Rico pun meninggalkan Yudha dengan perasaan kesal)
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Padasuatupagi,didepankelasX6terdapatduaorangsiswasedangduduksambilberbincang-bincangmengenaitugassekolah.MerekaadalahRicodanYudha.SalahsatudarimerekamerasasangatterbebanidenganadanyaPR.
|
|
Orientasi
|
Rico :“Yud,gueherandehsamaparaguru,merekatuhnggakcapekapasetiapharingasihpekerjaanrumahkekita?Pahahalkankitadirumahjugaudahbanyakpekerjaan.”
Yudha :“Yaudahlahdijalaniaja.”
|
|
Krisis
|
Rico :“Yanggakbisagitudong,Yud.Iyakalaungasihtugasnyasedikit,nahiningasihnyaudahbanyakdansetiappertemuanlagi.”
Yudha :“Yanamanyajugaguru.Lokayaknggaktahuguruajasih.Sekarangcobalocari,guruyangnggakpernahngasihPRkemuridnya!Nggakadakan?”
Rico :“Buset,yanggakmungkinlahadaguruyangkayakgitu.Tapikalaukayakginiterusudahketerlaluan,Yud.Emangmerekanggaktahuapa,setiapharikitatuhudahberangkatpagi,pulangnyajugasore.Belumlagikalauadakerjakelompokdanekstrakurikuler.Dirumahitukitajugabanyakpekerjaan,malahdikasihPR.Merekatuhharusnyamikirkalaukitasebagaisiswaitubutuhistirahatdanjugahiburan.”
|
|
Reaksi
|
Yudha :“Yaudahkali.Merekamungkinjugasedikitbalasdendam,karenakanmerekadulujugadigituin.”
Rico :“Tapi,bukannyaitujustrumembuatparasiswajadimalassekolah?”
Yudha :“Yanamanyajugasekolah,kalaunggakmaukebanyakantugasyanggakusahsekolah.Simplekan!”
|
|
Koda
|
(RicopunmeninggalkanYudhadenganperasaankesal)
|
|
No.
|
CiriKebahasaanAnekdot
|
|
|
1.
|
Kalimatyangmenyatakanperistiwamasalalu
|
Padasuatupagi,didepankelasX6terdapatduaorangsiswasedangduduksambilberbincang-bincangmengenaitugassekolah.
|
|
2.
|
Konjungsiyangmenyatakanhubunganwaktuatausebab-akibat
|
Padasuatupagi,didepankelasX6terdapatduaorangsiswasedangduduksambil
berbincang-bincangmengenaitugassekolah.MerekaadalahRicodanYudha
|
|
3.
|
Penggunaankatakerjaaksi
|
Padasuatupagi,didepankelasX6terdapatduaorangsiswasedang
duduk sambilberbincang-bincangmengenaitugassekolah.MerekaadalahRicodanYudha
|
|
4.
|
Kalimatretoris
|
Rico :“Tapi,bukannyaitujustru membuatparasiswajadimalassekolah?”
|
|
5.
|
Kalimatperintah
|
Sekarangcobalocari,guruyangnggakpernahngasihPRkemuridnya!
|
|
6.
|
Kalimatseru
|
Buset,yanggakmungkinlahadaguruyangkayakgitu.Tapikalaukayakginiterusudahketerlaluan,Yud.
|
Makna tersirat
:
Teks anekdot
"Udah Jalanin Aja" mengkritisi masalah tentang orang yang selalu
merasa terbebani ketika mendapat tugas atau amanah dari oranglain.
Komentar
Posting Komentar