Cerpen Individu 11-20
Nama : Erika Selphie Damayanti
No : 11
Kelas : X MIPA 6
Terjebak Janji
Seperti biasanya, kala malam hari
seperti ini, Kensha tengah berkutat dengan tumpukan buku di depannya. Sudah
menjadi kewajiban bagi kelas XII untuk berlajar giat agar berhasil dalam
menghadapi Ujian Nasional. Juga untuk mendapat beasiswa di New York
University—kampus impian Kensha.
Kensha
tahu mimpinya memang terlalu tinggi. Tapi ia berusaha untuk mendapatkan
beasiswa agar tak memberatkan orang tuanya—meskipun orang tuanya mampu untuk
menguliahkannya di sana. Beberapa hari lagi Ujian Nasional. Tak lama kemudian
tes beasiswa New York University. Kensha jelas harus menyiapkan diri.
***
Kensha tengah berkumpul dengan
sahabat-sahabatnya—Rayan, Dava, dan Maliki di suatu kafe.
“Yakin, nih, kalo lo bakal dapet
beasiswa New York University, lo bakal kuliah di sana?” tanya Rayan sambil
bermain handphone.
“Iya, itu kampus impian gue sejak dulu.”
ujar Kensha sebelum menyeruput cokelat panasnya.
“Tapi kenapa lo pakek beasiswa, kalau
ortu lo mampu nguliahin lo ke sana?” tanya Dava sebelum menyeruput milkshake
cokelatnya.
Kensha mengangkat bahu. “Ya, kan gue
pengin ngebanggain ortu gue, di samping itu gue nggak pengin ngerepotin mereka
juga.”
“Kalo lo jemput impian lo, terus, gimana
nasib pacar lo?” tanya Maliki menatap Kensha tajam.
Kensha mendesah keras. “Ya, mau gimana
lagi, Mal? Kalau menyangkut impian, gue harus ninggalin dia.”
“Lo nggak kasian sama dia?” tanya Dava.
“Dia juga punya impian di sini. Mungkin
kita bakal LDR-an sampe gue lulus S1.”
“Oh.” jawab Rayan dan Dava. Kensha hanya
mendesah keras—lagi-lagi. Memang benar, meskipun ia dan Debiva sudah
berpacaran, tapi ternyata ada rintangan lain yang menghadang.
***
Ujian
Nasional sudah berlalu sejak beberapa lalu. Juga tes beasiswa. Saat ini, Kensha
dan Debiva—teman sekelas sekaligus pacarnya di kafe mall. Mereka tengah
jalan-jalan di malam minggu ini.
“Deb,
nanti kalau gue dapet beasiswa, gue bakal pergi ke Amerika.”
“Oh.
Ya udah, kalau itu impian lo, ya kejar aja. Kita udah temenan sejak SMP, dan
gue tahu iu kampus impian lo, ‘kan?”
Kensha
mengangguk ragu. “Tapi maaf Deb… gue harus ninggalin lo.” Kensha tetap tak bisa
menyembunyikan ekspresi murungnya. Debiva menyentuh tanagn besar Kensha.
“Kejar
impian lo. Jangan sampai gue jadi penghalang mimpi lo.” Debiva tersenyum tulus,
meski dalam hati tak merelakan kepergian Kensha. Tapi, dia bisa apa kalau
Kensha sudah memutuskan demikian?
“Tapi
Deb…”
“Kensha,
kita bisa LDR-an kok.”
Kensha
menatap mata Debiva lekat. Gadis itu tersenyum, namun Kensha dapat melihat mata
Debiva yang menunjukkan ekspresi yang sama. Akhirnya Kensha menyunggingkan
sebuah senyum kecil di bibirnya. Kemudian menganggukkan kepala. Senyum di bibir
Debiva semakin lebar. Tiba-tiba, tanagn besar Kensha menggenggam tangan mungil
Debiva.
“Thanks,
Deb. Kalau gitu, kalau gue dapet beasiswa dan kuliah di Amerika, gue janji
nggak akan ngelupain lo di sana. Dan gue berusaha untuk setia sama lo di sana.”
Debiva
mengangguk mantap. Senyumnya benar-benar merekah di bibir tipisnya.
***
Hasil Ujian Nasional sudah keluar dan
syukurlah nilai Kensha cukup bagus baginya. Tidak sia-sia selama ini ia belajar
mati-matian demi mendapat rata-rata nilai 95. Dan hari ini adalah hari di mana
ia akan meninggalkan Indonesia. Ya, ia akhirnya mendapat program beasiswa New
York University. Perasaan senang menghinggapi benak Kensha, meski di sisi lain
juga merasakan sesak dan sedih.
Kensha tengah berada di bandara,
didampingi Debiva, Rayan, Dava, dan Maliki. Juga kedua orang tuanya.
Setelah berpelukan dengan semua
orang—kecuali Debiva, kini saatnya Kensha berpamitan dengan pacarnya. Gadis
mungil itu berdiri di hadapannya. Ia sedikit mendongak menatap wajah Kensha.
Kensha memeluk Debiva. Ia
mengusap-usap punggung Debiva, sambil berkata, ”Gue janji, jarak yang misahin
kita, nggak akan merubah perasaan gue ke lo.” Debiva menganggukkan kepalanya.
Sebutir air mata jatuh, tanpa bisa dibendungnya.
Kensha melepas pelukannya. “Kalau
gitu, gue duluan ya.” Katanya sambil menatap debiva, kemudian ia berbalik dan
mengamati sekelilingnya sekali lagi, sebelum menarik kopernya menuju ruang
tunggu bandara.
***
Setahun kemudian…
Sudah hampir empat bulan terakhir
Kensha tidak pernah menghubungi atau sekadar mengabari Debiva. Kebetulan saat
ini tengah liburan semester. Debiva berniat untuk mengunjungi Kensha di New
York.
***
Udara dingin New York menyapa hidung
Debiva, sebab musim dingin tengah menyelimuti Kota New York saat ini. Debiva
membuka sedikit jendela kamar hotel, setelah menaruh barang-barangnya. Tujuan
berikutnya adalah rumah kecil bercat putih di dekat Patung Liberti. Ia harus
bergegas ke sana.
***
Debiva sudah mengetuk pintu cokelat
tua rumah bercat putih bergaya minimalis. Tapi, pintu tak segera dibuka. Debiva
mendesah pelan, kecewa. Mungkin dia nggak
lagi di rumah. Debiva memutuskan untuk meninggalkan rumah itu. Namun ketika
hendak beranjak meninggalkan rumah itu, seseorang berjalan dengan gadis
berambut pirang di sampingnya. Gadis itu menggenggam tangan cowok di
sampingnya. Dan sayangnya, cowok jangkung itu adalah… Kensha.
Mata Debiva seketika membulat melihat
kejadian di depannya. Alisnya seketika juga berkerut.
“Kensha?”
Kensha terenyak. Tak bisa
berkata-kata. Gadis di sampingnya berkata, “Who is she? Did you know her?”
“I don’t know her.” Jawab Kensha,
tanpa mengalihan perhatian dari Debiva.
“Don’t be lie Kensha! I’m your
girlfriend! Jangan sok lupa lo sama janji lo sebelum pergi!”
“Tapi, gue bener-bener nggak tahu
siapa lo!”
“Oh, God!” keluh Debiva. “How could
you do this to me? Did you feeling wrong?”
“But I really-really don’t know about
you!”
“Bohong!” teriak Debiva ketika
akhirnya ia meninggalkan Kensha. Ia sudah kesal kepada Kensha. Jadi, selama
ini… Kensha memang tidak dapat dipercaya.
***
Debiva sudah memesan tiket pesawat
untuk pulang. Ia sudah memberesi barang-barangnya yang memang belum semuanya
keluar dari tas. Ia sudah tidak ingin lagi berada di kota ini. Ia sudah muak.
Sudah jauh-jauh ia datang untuk mengetahui kabar Kensha, tapi ternyata cowok
berkacamata tebal itu… Debiva menarik napas untuk menahan air matanya. Tidak
ada gunanya ia menangis, toh Kensha sudah tidak ingat lagi padanya.
Tiga jam kemudian Debiva sudah berada
di ruang tunggu bandara. Dan beberapa menit lagi ia akan terbang menuju
Indonesia. Debiva duduk di dekat jendela pesawat. Ketika pesawat akan lepas
landas, ia menatap langit New York sekali lagi.
“Betah-betahlah
di sini! Jangan sampai lo kembali ke Indonesia! Aku sudah nggak berkeinginan
melihat mukamu lagi setelah ini! Apalagi terjebak dalam janji palsumu yang
hanya di mulut!”
Nama : Fahrul Maulana Ardiansyah
No : 12
Kelas : X MIPA 6
Arkhan dan Sahabatnya
Arkhan adalah seorang anak laki-laki pemberani. Dia tinggal
bersama kakeknya yang sudah tua. Keadaan ini membuat Arkhan tumbuh menjadi
seorang pemuda yang sangat kuat. Suatu hari Arkhan mengembara bersama kedua
temannya,Ikhsan dan Rohid ke sebuah
negeri yang bernama negeri Nigra, yang sering terdengar kabar bahwa kerajaan
Nigra sangat makmur. Mereka bertiga merencankan untuk menetap dan mencari
pekerjaan disana. Kedatangan mereka di negri Nigra berpapasan dengan kekacauan
di negri Nigra. Mereka bertiga akhirnya turut melawan musuh, Arkhan melawan
menggunakan kapak buatan kakeknya . Satu persatu musuh tewas. Kabar tentang
keberanian Arkhan dan kedua sahabatnya menumpas perompak terdengar sampai ke
kalangan kerajaan. Arkhan dan sahabatnya diangkat menjadipengawal raja Nigra.
Arkhan yang lebih unggul dibandingkan
sahabatnya pun semakin menunjukan ketangkasannya dalam menjaga dan melindungi
kerajaan Nigra
Pada suatu hari raja Nigra yang bernama Sang Maniaka, anak
Sang Purba, pergi berburu. Raja serta pengikutnya menemukan wilayah yang luas
dan bagus untuk memperluas kebesaran kerajaan. Wilayah tersebut diberi nama
Malaka, sesuai dengan nama kayu di tempat itu. kemudian raja serta petinggi
kerajaan menempati kerajaa Malaka. Kebesaran Malaka terdengar sampai ke seluruh
kerajaan tetangga.
Raja Malaka sebagai raja yang besar belum juga memiliki
istri. Terdengar kabar bahwa anak Bendara kerajaan Indrapura yang bernama Tun
Teja sangat cantik jelita. Raja Malaka pun sangat ingin beristrikan Tun Teja.
Akan tetapi, Tun Teja menolak raja-raja besar yang melamarnya karena Tun Teja
merasa dia hanyalah seorang anak Bendahara dan tidak pantas jika menjadi istri
seorang raja. Kemudian, Raja Malaka yang ditemani pengawal terbaiknya, Arkhan
dan sahabatnya, pergi ke Majapahit untuk melamar anak Raja Majapahit, yaitu
Raden Galuh. Selama di Majapahit, Patih Gajah Mada yang tidak suka terhadap
kerajaan Malaka mencoba membunuh prajurit yang terkenal gagah berani, yaitu
Arkhan. Berbagai cara Patih Gajah Mada membunuh Arkhan, tetapi selalu gagal.
Kemudian Patih Gajah Mada yang diperintah oleh Raja Majapahit untuk membunuh
Arkhan, meminta bantuan Tamang Sari yang terkenal sakti karena kerisnya. Akan
tetapi, seorang Tamang Sari yang sakti pun tetap dapat dikalahkan oleh Arkhan
dengan diambil kerisnya. Keris Tamang Sari yang sakti itu dipersembahkan oleh
Arkhan kepada Raja Malaka. Berkat keberanian Arkha, Raja Malaka menyerahkan
keris sakti itu untuk Arkhan. Selama keris itu berada di tangan Arkhan, dia
tidak dapat dikalahkan oleh musuh. Arkhan pun diberi gelar laksamana.
Setelah menikahi Raden Galuh, Raja Malaka yang diiringi
rombongan kembali ke Malaka bersama istrinya. Sesampainya di Malaka, Patih
Karma Wijaya yang berasal dari Jawa merasa iri terhadap Arkhan karena selalu
dipuji-puji Raja Malaka. Karma Wijaya pun memfitnah Arkhan bahwa Arkhan berzina
dengan istri raja yang baru menikah itu. Raja Malaka pun marah dan mengusir
Arkhan. Setelah Arkhan pergi, Ikhsn diangkat menjadi pengawal Raja Malaka dan
keris sakti Taming Sari menjadi miliknya.
Ikhsan mengira bahwa Arkhan telah meninggal. Ikhsan melakukan
pemberontakan terhadap pemerintahan Malaka yang rajanya berubah menjadi raja
yang berbuat sewenang-wenang. Ikhsan pun mengambil alih kekuasaan istana. Raja
Malaka berlindung di rumah Bendahara dan mengaku menyesal karena telah membunuh
Arkhan. Akhirnya, Bendahara pun membuka rahasia bahwa sebenarnya Arkhan belum
mati, tetapi hanya disembunyikan. Hang Tuah dibebaskan dan diperintahkan untuk
membela raja.
Arkhan bertarung dengan Ikhsan selama berhari-hari. Arkhan
berhasil merebut kembali keris Taming Sari dan membunuh Ikhsan sahabatnya itu.
Pada detik-detik terakhir kematian Ikhsan, dia berkata “Selama ini aku
hanya membelamu, Arkhan, dan aku mengambil alih kekuasaan istana karena raja
Malaka berlaku sewenang-wenang atas kekusaannya dan dia telah membunuh Robid
sahabat kita”. Arkhan pun dengan segera menusukkan keris saktinya itu ke dada
raja Malaka. Akhirnya Arkha pun menjadi penguasa kerajaan Nigra yang sangat
adil,makmur, dan tegas.
.
Nama : Firly
Syahro Maghfiroh
Kelas : X MIPA
6
No : 14
Hati
Suatu malam,
Reyhan neatap indah gemerlap bintang di depan rumah ditemani ibu, ayahnya dan
rangginan (camilan kesukaan keluarganya). Ibunya yang bernama Bu Siti pun
mengawali pembicaraan “indahnya bintang malam, apakah dapat kita lihat lagi di
kota?” “Pasti bisa. Disana kita akan melihat keindahan bintang disetiap malam.”
Sahut ayahnya yang bernama Bapak Hendro.
Reyhan pun
bertanya “untuk apa kita pergi ke kota, jika dengan tinggal disinipun kita bisa
mendapatkannya?” Ibunya pun menjawab, “di kota lebih enak nak. Ibu dan bapak
ingin kamu belajar dengan mudah disana. Tidak seperti disini. Kamu harus
berjalan jauh untuk dapat bersekolah. Sudah segera tidur saja, supaya besok
tidak terlambat bangun tindur.”
***
Kota Ramah Tamah merupakan kota
tujuan dari keluarga Reyhan. Keluarga Reyhan percaya, bahwa kota ini sangat
tepat menjadi tempat pindah keluarganya. Di kota ini, semuanya serba ada. Ayah,
ibu dan dirinya mulai beradaptasi dengan pekerjaan dan lingkungan baru.
Dikota ini, kedua orang tua
Reyhan beralih profesi. Dari yang semula petani, berubah menjadi pedagang
sembako. Memang masih belum lihai. Namun kedua orang tuanya sebisa mungkin
berupaya untuk dapat memenuhi keinginan pembelinya.
“Bu, tadi malam ayah bermimpi bahwa Reyhan
mendapat juara pertama di kelas.” Istrinya menjawab “tidak mungkin pak, Reyhan
kan baru pindah dari desa. Dia dulu kan hanya dua hari sekali bersekolah. Apa
mungkin dia mendapat juara satu di skolah barunya? (sambil sedikit tertawa).”
Pak Hendro pun tak menjawab ucapan istrinya. Ia terus memikirkan bahwa mimpi
tersebut merupakan suatu pertanda baik.
Untuk membuktikan kebenaran
ucapanya, Pak Hendro menanyakan kepada Reyhan “gimana sekolah kamu, lancar
kan?” “Allhamdulillah lancar. Guruku mengatakan, jika aku adalah anak yang
rajin dan sopan. Aku merasa bangga pak.” Sahut Reyhan. “Iya, tidak sia-sia
bapak dan ibu mendidik kamu nak.”
***
Akhir semester tiba, rapot pun
keluar dan menyatakan bahwa Reyhan mendapat peringkat ke tiga di kelasnya.
Setelah bel pulang sekolah
berbunyi, ia langsung menuju toko sembako milk kedua orang tuanya. Berniat
untuk memberitahukan kabar baik ini kepada orang tuanya.
Seusai membaca rapor anaknya, Bu
Siti tak langsung percaya. Dibacanya
beulang kali untuk dapat mempercayainya. Namun setelah Reyhan berkata
“itu hasil nilaiku bu, bagaimana? Apakah masih juga jelek?” Belum sempat menjawab
ucapan Reyhan, ada pembeli datang untuk
membeli sembako. Dilayanilah pembeli itu oleh Reyhan. Karena bapaknya pergi ke
luar kota untuk menyurvei tanahh yang akan dibangun cabang toko sembako
miliknya.
Setelah hidup dikota, keluarga
Reyhan menjadi lebih baik. Yang semula serba kekurangan, sekarang sudah menjadi
serba ada.
***
Setelah dua semester, Reyhan
memiliki tiga teman yang sangat baik. Ketiganya bernama Adi, Fikri, dan Herman.
Walaupun mereka laki-laki, mereka berteman layaknya sahabat. Mereka saling
melengkapi. Jika ada yang kesusahan pasti semuanya membantu. Tidak seperti
teman biasanya, yang hanya datang disaat membutuhkan. Mereka sangat baik
membantu Reyhan beradaptasi di sekolah barunya. Mereka saling menemani seperti
keluarga sendiri.
Suatu pagi, Reyhan datang
terlambat kesekolah. Ia diberi hukuman oleh guru piket untuk membersihkan
halaman sekolah. Maklum, sekolah Reyhan adalah sekolah adiwiyata nasional,
sehingga kebersihan sekolah menjadi prioritas utama. Untungnya, tidak hanya ia
saja yang terlambat. Ada seorang gadis cantik yang juga terlambat datang ke
sekolah. Hukuman pun diberikan selama dua jam pelajaran. Waktu yang cukup lama
dan membosankan bagi anak yang diberi hukuman.
Namun, Reyhan tidak merasakan
kebosanan itu. Jantungnya tiba-tiba berdebar saat gadis tersebut membuka
obrolan dengan sapaan ringan, “hey, kamu anak kelas apa? Kok baru kali ini kita
ketemu.” Reyhan menjawab “XI Bahasa. Kamu sendiri?” dengan kaget, gadis cantik
tersebut menjawab “oh, maaf kak, nggak tahu kalau kakak ternyata kelas XI”
Reyhan menjawab “iya, santai aja dek.” Baru kali ini jantung Reyhan berdebar
kencang. Ia merasakan adanya getaran-getaran hati.
Saat jam istirahat ia baru
menyadari bahwa ia bellum mennyakan nama gadis cantik tadi. Tak seperti
biasanya, Reyhan melamun saat berkumpul bersama tiga sahabatnya itu. “Rey, kamu
nggak papa kan?” tegur Fikri. “Eh, ada apa, ada apa?” Reyhan terkaget. “Nggak
biasanya kamu ngelamun begini, ada apa Rey?” Sahut Adi, “iya nih Rey” tambah
Herman.
Reyhan pun menceritakan apa yang
telah ia alami saat ia dihukum karena terlambat datang kesekolah tadi. Tiga
sahabatnya sempat tak percaya, namun karena Reyhan bukan tipe orang pembohong,
akhirnya tiga sahabatnya pun percaya.
Ketiga sahabatnya membantu Reyhan
untuk mengetahui nama gadis cantik itu. Setelah empat hari lamanya, mereka baru
mengetahui nama gadis itu. Rinda Agustin namanya. Reyhan terlihat sangat
gembira karena telah mengetahui namanya.
Sore harinya, Reyhan mnemui Rinda
sedang berada di halte bus dekat sekolah. “Dek Rin, rumahnya mana?” sapa Reyhan
dengan mengendarai motor kesayanganya. Rinda pun terkejut dan menjawab “eh,
kakak kok tahu namaku?” “tahu aja, tuh kan namanya menempel di baju, haha.
Dimana dek rumahmu?” Gurau Reyhan. “Jalan Werkudoro, kenapa kak?” jawab Rinda.
“Nggak papa, cuman mau tanya aja. Kebetulan searah sama rumah ku, kita barengan
aja ya. Sini naik.” Ucap Reyhan. Rinda terdiam, dan dengan sedikit malu, Rinda
menerima ajakan Reyhan untuk pulang bersama.
Ditengah perjalanan, handphone Reyhan berdering. “Panggilan
dari Herman rupanya.” Ucap Reyhan dengan nada rendah.
Tak terasa sudah sampai di rumah
Rindha. Herman terus menelponi Reyhan yang tak kunjung mengangkat telepon
darinya. “Kak, itu handphonenya dari
tadi bunyi terus” ucap Rinda sambil turun dari motor Reyhan. “Nggak papa dek,
temen telpon. Paling juga nggak penting,” Jawab herman. “Kalau belum diangkat
apa ya tahu penting nggak nya. Yasudah ayo mampir dulu kak.” Ajak Rinda. “Tidak
dek, aku mau langsung ppulang aja. Ya sudah ya, bye bye.” Reyhan langsung meninggalkan rumah Rinda.
Reyhan pun baru ingat bahwa ia
sudah berjanji dengan tiga sahabatnya untuk pergi membeli peralatan camping. Ia langsung menelpon Herman,
dan ternyata ketiga sahabatnya sudah pulang membeli peralatan.
Setelah dua minggu, Reyhan terus
menghabiskan waktu-waktunya bersama Rinda. Tiba saat Rinda diajak Reyhan untuk
pergi ke rumahnya. Rinda tak menyangka bahwa Reyhan merupakan orang kaya.
Penampilan Reyhan yang sangat sederhana. Rinda terlihat gugup saat memasuki
rumah Reyhan yang besar dan luas itu.
Rinda pergi ke rumah Reyhan untuk
belajar bersama mengerjakan soal kimia milik Rinda. Maklum, karena Reyhan kelas
XI sedangkan Rinda masih kelas X. Di rumah Reyhan Rinda juga sempat
berbincang-bincang dengan Bu Siti, ibu Reyhan. Mereka terlihat akrab. Maklum,
Bu Siti tidak memiliki anak perempuan.
Sahabat Reyhan merasakan bahwa
Reyhan sudah berubah. Reyhan berubah sejak bertemu dengan Rinda. Ketiga
sahabatnya itu menyusun rencana untuk mengembalikan lagi sahabatnya seperti
dahulu kala. Mereka sudah berhasil menyusun rencana.
Di hari minggu, Herman pergi ke
toko sembako orang tua Reyhan. Herman bercerita bahwa Rinda merupakan wanita
cantik namun licik. Orang tua Reyhan pun percaya dengan omongan Herman karena
Herman adalah sahabarnya Reyhan.
Saat Reyhan dan orang tuanya
berkumpul santap malam, ibu Reyhan membahas apa yang diceritakan Herman. Reyhan
dilarang untuk berhubungan dengan Rinda karena alasan yang tidak diketahui oleh
Reyhan.
Reyhan menelusuri alasan mengapa
orangtuanya melarang ia berhubungan dengan Rinda. Namun, Rinnda belum
mengetahui hat tersebut. Rinda dan Reyhan masih berhubungan seperti biasa.
Disuatu sore, ibu Reyhan melihat
Reyhan membonceng Rinda. Saat sampai di rumah, Reyhan langsung dimarahi oleh
ibunya. Ayahnya diam saja, namun terlihat kesal. Reyhan menjelaskan kepada
orang tuanya bahwa Rinda adalah anak yang baik.
Namn beberapa hari kemudian,
tanpa ada badai, hujan, petir menyambar, sikap Reyhan kepada Rinda berbeda.
Reyhan lebih memikirkan hari orang tua yang telah merusak kisah cinta
pertamanya.
Nama : Indah Dwi Aprilia Lestari
No : 15
Kelas : X MIPA 6
Danillo
“Yah!!!!” Teriak ibu Danillo, Bu Santika
setelah pulang dari sebuah swalayan.
“Iya
ma. Ada apa?” Jawab Pak Ferry yang pada hari Minggu itu sedang libur kerja.
“Ayah
tahu? Anak ayah pergi bermain?”
“Iya
tahu. Memang kenapa? Ini hari libur. Biarkan dia pergi, dia juga cowok kecil
yang butuh bermain.”
“Ayah
pernah baca berita di handphone, banyak
penculikan sekarang?”
“Iya
pernah. Tenang saja, hero kita bisa
menjaga diri. Lagi pula, di tempat kita itu, tidak terlalu banyak kejahatan.”
“Ya
sudah. Kalau terjadi apa-apa sama Danillo, awas ya!!” Ancam bu Santika pada
suaminya dengan marah karena membiarkan anaknya keluar.
Bu
Santika memang seperti itu, terlalu over
protective. Sebenarnya wajar, jika ibu bersifat seperti itu. Namun, untuk
anak 8 tahun-an seperti Danillo, tidak diperbolehkan bermain adalah hal yang
tidak biasa.
Danillo
juga seperti anak-anak pada umumnya. Inginnya selalu bermain, apalagi setelah
jenuh di sekolah selama 6 hari.
***
Pada
saat ibu Danillo mencarinya, Danillo sedang bermain dengan teman-temannya.
Varel, Valen, Zendy, dan Alvaro adalah teman-teman yang selalu bersamanya sejak
ia kecil. Jadi, wajar jika mereka selalu bersama saat bermain.
“Jika
besar nanti, aku mau kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama, di kota besar.
Di sana ada seorang dosen yang sangat pandai, yang terkenal hingga hampir di
penjuru dunia.” Kata Danillo seraya membayangkan apa yang diucapkannya.
“Oke.
Aku juga mau ikut. Kita semua akan selalu bersamamu Danillo.” Kata Alvaro.
“Oke.”
Serempak Varel, Valen, dan Zendy.
***
10
tahun kemudian, Danillo dan teman-temannya sudah memenuhi keinginannya untuk
belajar di tempat yang mereka inginkan. Di sebuah universitas ternama di kota
besar, yang memiliki dosen terkenal. Seorang Profesor.
Di
sana, ia bertemu seorang gadis cantik bernama Vrida. Ia adalah putri tunggal
seorang Profesor tersebut.
“Danillo,
kamu dan teman-temanmu mendapat panggilan dari pemerintah pusat. Kamu
diharuskan untuk pergi ke sana. Pergilah.” Kata seorang profesor, setelah tahu
bahwa putrinya berpacaran dengan Danillo.
“Baik,
profesor. Terima kasih untuk semua ilmu yang anda beri.” Jawab Danillo.
Danillo
terpaksa meninggalkan Vrida demi tugas yang harus diembannya. Setelah ia
berpamitan kepada Vrida, Ia pun pergi bersama teman-temannya.
***
Di
sebuah kantor pemerintah pusat, Danillo dan teman-temannya telah dijemput oleh
wakil kepala pemerintah pusat, pak Tommy.
“Kepala
pemerintah, pak Rony ingin segera bertemu dengan kalian semua.” Ucap wakil
ketua tersebut.
“Baik
pak.” Jawab Danillo dan teman-temannya.
Danillo
dan teman-temannya pun segera menemui pak Rony. Dan setelah sampai di ruangan
pak Rony, pak Rony berkata,
“Aku
sudah mengetahui bakat kalian. Selain kalian pandai, kalian juga berbakat dalam
pengamanan. Profesor kalian adalah teman akrabku. Dia yang memberitahuku. Jadi
aku ingin menjadikan kalian sebagai pasukan pengamanan ku.” Kata pak Rony yang
terlihat bahagia dengan pasukan pengamanannya yang baru.
“Baik,
pak. Kami akan turuti apa yang anda perintahkan. Kami akan berkorban untuk
negara ini.” Jawab Danillo sambil temannya mengangguk-angguk.
***
Setelah
beberapa hari bekerja, tiba-tiba ada seorang teroris yang berusaha menyerang
pak Rony. Namun, teroris itu kalah di tangan Danillo. Atas berkat jasanya, pak
Rony menaikkan pangkat Danillo.
“Terima
kasih, Danillo karena telah menyelamatkan nyawaku. Atas apa yang telah kamu
lakukan, aku angkat jabatanmu menjadi ketua pasukan pengamanan.”
“Terima
kasih pak. Itu memang tugas saya.” Jawab Danillo.
“O
iya Danillo. Aku juga mau memberitahumu, bahwa aku akan menikah dengan seorang
gadis. Kamu dan teman-temanmu akan kuberi tugas pengamanan untuk acara itu.”
“Baik
pak, dan selamat.”
“Terima
kasih.”
Mendengar
kabar seperti itu, Danillo langsung memberitahukannya pada teman-temannya. Ia
dan teman-temannya merasa bahagia. Namun, Danillo tidak tahu, bahwa yang akan
dinikahi kepala pemerintahannya adalah anak profesornya. Tepatnya adalah bekas
pacarnya sendiri, Vrida.
***
Saat
hari libur kerja, Danillo dan teman-temannya pergi berkeliling kota. Karena
selama ia kuliah sampai bekerja, ia selalu sibuk, disibukkan oleh tugas dan
pekerjaannya yang amat penting.
Di
tengah perjalanan, Danillo bertemu dengan Vrida. Mereka berbincang-bincang di
sebuah kafe.
“Ternyata
kau di sini Vrida. Bagaimana kau bisa sampai sini?” Tanya Danillo kepada Vrida
yang berwajah setengah malu dan bahagia.
“Sebenarnya,
ayahku yang menyuruhku untuk datang ke sini, untuk sesuatu hal.”
“Apa
itu?” Tanya Danillo yang penasaran dan berharap bahwa hal itu berarti Danillo
sendiri.
“Aku
tidak bisa memberitahumu, Danillo. Ini menyangkut masa depanku.”
Di
tengah perbincangan mereka, salah seorang pasukan pengamanan kepala pemerintah
yang lain, Johny, mengetahui keberadaan mereka. Sebelumnya, Johny merasa iri
dengan Danillo, karena Ia lebih lama bekerja dengan pak Rony, namun Danillo
lebih dahulu diangkat jabatannya.
Johny
berniat menghancurkan karir Danillo, dengan memfitnah Danillo. Ia
memberitahukan pada pak Rony, bahwa Danillo telah merebut calon istri pak Rony.
Ia pun juga memperlihatkan foto Danillo yang bersama dengan Vrida.
Setelah
melihat itu, pak Rony sangat marah, bahkan ia menyuruh wakilnya, pak Tommy
untuk memenjarakan Danillo.
“Penjarakan
Danillo, Tommy. Dia telah merebut calon istriku.”
“Tapi,
pak..”
“Tidak
ada tapi, tapi. Cepat penjarakan di penjara yang sangat terasing.” Kata pak
Rony yang memenggal perkataan pak Tommy.
Pak
Tommy tahu bahwa Danillo tidak bersalah, sehingga ia tidak memenjarakannya. Ia
telah memberitahukan hal tersebut padanya. Ia menyuruh Danillo pulang ke
rumahnya, dan jangan kembali untuk mencegah hal buruk yang akan terjadi.
***
Sementara itu, Alvaro, teman Danillo,
ditunjuk untuk menggantikan posisi Danillo. Namun, Alvaro durhaka pada pak
Rony, dengan ingin melengserkan kedudukan pak Rony. Berkali-kali, ia ingin
membunuh pak Rony.
Karena nyawanya terancam, pak Rony
tinggal sementara di rumah pak Tommy.
“Tommy, saya menyesal telah
memenjarakan Danillo. Keluarkan dia!” kata pak Rony.
“Maaf pak. Saya dulu tidak mematuhi
perintah anda. Saya tidak memenjarakan Danillo. Karena saya tahu, ia tidak
bersalah. Jadi, saya menyuruhnya pulang.”
“Kalau begitu, jemput dia, dan suruh
dia untuk menolong saya. Katakan, Alvaro telah berkhianat pada saya.”
“Baik, pak.”
Setalah dijemput, Danillo segera
menjalankan perintah pak Rony. Ia segera menangkap Alvaro dan memenjarakannya
di penjara bawah tanah. Dan karena kejahatannya sangat berat, beberapa minggu
kemudian, Alvaro dihukum mati. Dan eksekutornya adalah Danillo sendiri.
Nama :
Ingelia Yuan Fernanda
No :16
Kelas :
X6
Seorang anak laki-laki
berumur 12 tahun tidur terlelap di sebuah sofa bersama seorang pria berumur 35
tahunan. Keluarganya baru saja pindah rumah karena sang ayah harus bekerja di
sebuah perusahaan besar. Sang ayah yang diangkat sebagai seorang direktur di
perusahaan mengharuskan keluarganya pindah ke kota. Mereka berbenah dengan
diiringi gelak tawa dari keluarga kecil yang bahagia itu. Setelah berbenah atau
lebih tepatnya bermain, ayah dan anak itu tertidur sambil berpelukan di sofa.
Pukul tujuh malam, sang
ayah terbangun dari tidurnya. ia tersenyum saat melihat siapa yang berada di
pelukannya, itu adalah anaknya, Dhavy Fernando. Bunda Dhavy, Linda, yang ingin
membangunkan mereka ikut tersenyum melihat suami dan anak yang dicintainya.
Sang ayah, Hendra Fernando tersenyum seraya mengecup puncak kepala anak
laki-lakinya. Ia menggendong anaknya menuju sebuah kamar besar yang mana itu
adalah kamar Dhavy. Ia meletakkan anaknya di kasur dengan hati-hati seraya
berbisik, “jadilah anak yang kuat dan baik anakku,” kata-kata itu adalah doa
dan seperti sebuah sihir untuk Dhavy.
***
Dhavy bersekolah di sekolah
barunya, SDN Sukacita 1. Disana ia bertemu dengan teman baru yang menurutnya
cocok berteman dengannya yaitu Fahmi, Bayu, Gio dan Mark.
Suatu hari, saat
membantu mengajari Fahmi matematika, Dhavy, Gio, Fahmi dan Bayu mendengar bahwa
Mark ditantang oleh seorang murid sekolah lain yang berbadan gembul bernama
Joko. Ia dan kacungnya menantang untuk lomba bersepeda. Mark ditantang seperti
itu karena wajahnya yang bisa dibilang cantik, tidak seperti kebanyakan
laki-laki seusianya namun tampan disaat bersamaan. Mendengar kabar itu, mereka
langsung bergegas ke taman dekat sekolahannya. Mereka takut jika terjadi
sesuatu dengan Mark. Dan firasat itu benar terjadi saat sepeda Mark jatuh
karena remnya yang blong. Dhavy dan teman yang lain merasa marah, Dhavy memukul Joko dan gengnya. Bukan tanpa alasan Dhavy
berbuat seperti itu, ia marah karena ingin membela temannya yang sudah
dicurangi. Joko yang dipukul pun langsung menangis. Teman-teman Dhavy yang lain
terkejut mengetahui Dhavy memukul Joko.
Sejak saat itu, Dhavy
mengajak teman-temannya untuk berlatih taekwondo bersamanya agar mereka mampu
membela diri. Selain itu, ia juga tidak terlalu kesepian saat berlatih.
***
“Ya temen-temen semua
yang saya sayangi. Hari ini saya akan membacakan hasil perolehan sementara--”
seorang gadis berperawakan kecil, berambut hitam membawa buku, berdiri di depan
kelas seolah ingin memberi sebuah pengumuman penting.
“Bacot lo Sri. Buruan
elah!” Fahmi, laki-laki tampan yang memiliki lesung pipi itu menyela.
“Sabar! gue mau kasih
sambutan dulu,” gadis itu bernama Ayuna. Bukan Sri.
“Kasih
sayang lo ke gue aja daripada kasih sambutan,” Bayu menggoda dengan
mengerlingkan sebelah matanya.
Dhavy yang berada di sampingnya
merasa jijik,“Ngapa lo? Picek?”
“Bego
si Dhavy mah. Pantes jomblo.” Bayu merasa kesal dengan sahabatnya itu.
“Kalian
berantem mulu perasaan. Dasar Dhayu” Fahmi menyahut.
“Dhayu
apaan?”
“Dhavy
dan Bayu. Ih gue shipper kalian deh” Fahmi membentuk tanda hati dengan jempol
dan telunjuknya membentuk finger love.
“Bisa
diem gak?” Ayuna menyentak.
Fahmi berbisik kepada sahabatnya
“Yang ada di posisi atas harus nraktir di kantin Mbak Sri. Oke?” Keempat
temannya mengangguk. Geng Semvak atau singkatan dari Smart, Elegant, Manly,
Various character, Aboveboard, and Kind.
Menurut orang lain, geng mereka sama sekali tidak mencerminkan hal tersebut.
Teman-teman dan para guru mengatakan mereka semua pembuat onar. Anggotanya
adalah Dhavy, Fahmi, Bayu, Gio dan Mark.
“Bayu
sama Gio kurang 15 ribu, Fahmi lo nunggak 2 bulan, Mark 30 ribu. Dhavy lo gak
pernah bayar dari awal semester. Total lo 120 ribu” itu suara perempuan yang
lebih pantas disebut singanya kelas. Iya, bendahara adalah singa kelas. Mereka
selalu berteriak jika meminta uang kas. Seperti renterir.
Fahmi menertawakan Dhavy paling
keras, “ hahahahaa.. percuma bokap lo kaya tapi bayar kas aja ga pernah bayar”
Bayu menambahkan, “Selamat bro lo
berada di urutan pertama penunggak terbanyak. Huahaha mbak Sri aku datangggg”
“Sialan” Dhavy berdesis sinis.
Kemudian
mereka berangkat apel ke kantin Mbak Sri. Saat hampir duduk, seorang siswa
menghampiri mereka sambil berlari, “Woy gawat-gawat…”
“Wait-wait
calm bro. kenapa?” Gio berujar dengan santai.
“Itu..
anu..”
“Apaan
sih? Anu lo kenapa? Sakit?” Mark menyahut.
“SMA
Garuda nyerang adek kelas”
“Sialan.
Yaudah cabut yuk!” ajak Dhavy.
Mereka
menuju ke tempat dimana SMA Garuda menyerang adek kelas mereka, kelas 10. Dan
pertarungan tak terelakkan. Dengan membawa ikat pinggang, batu kecil dan besar,
Tawuran pun terjadi dengan panas hingga salah satu dari kubu SMA Garuda pingsan
karena diserang oleh Dhavy. Teman-temannya yang lain pun mundur karena khawatir
dengan keadaan temannya yang pingsan itu. Selain itu, mereka cukup kewalahan
meskipun jumlah mereka lebih banyak.
Geng
Semvak pun kembali ke warung Mbak Sri setelah tawuran terjadi. Mereka bisa
masuk ke area sekolah karena mereka melompati tembok dengan mudahnya. Gio
menawarkan diri untuk memesan bakso di warung Mbak Sri. Setelah makanan datang,
mereka makan dengan enaknya. Mereka saling melemparkan candaan satu sama lain
sampai seseorang datang, “Kalian geng sempak kan?
“Bukan.”
Bayu menjawab dengan wajah datar.
“Lo
Dhavy kan?” Orang itu bertanya dengan mata memicing.
“Iya,
kenapa?” Dhavy menjawab dengan tenang.
“Berarti
bener dong ini geng Sempak” orang itu tersenyum.
“Sorry,
kita semvak bukan sempak” Mark membalas dengan kesal
“Sorry-sorry.
Emm.. gue Akhsa. Gue mau ngajak kalian gabung ke geng gue”
Dhavy dan
teman-temannya yang lain merasa bingung. Siapa yang tidak mengenal Akhsa? Kakak
kelas sekaligus ketua geng. Gengnya merupakan salah satu geng terpopuler dan
terkuat di kota itu. Geng Optimus dengan ketua Akhsa Syahlendra Putra, memiliki
total lebih dari 50 anggota yang semuanya pandai bela diri.
“Kenapa kita?” Dhavy
bertanya.
“Karena
gue udah tau kemampuan kalian tadi. So, gimana? Kalian mau gabung kan? Gue
kasih kalian waktu buat mikir dan tentuin semuanya besok. Gue cabut dulu” dan
setelahnya, Akhsa pergi meninggalkan kebimbangan untuk Geng Semvak.
Keadaan menjadi hening setelah Akhsa pergi. Mereka bimbang
antara hati mereka dengan otak mereka, hingga Gio memecah keheningan, “Jadi
menurut kalian gimana? Gue yes sih ya,”
“Kalo
dedek mah yes lah yaw” Fahmi membalas sok imut. Bayu dan Mark hanya tampak
menganggukkan kepala mereka.
“Fine,
kita ikut mereka” Dhavy tersenyum.
Singkat
cerita, mereka bergabung dengan Geng Optimus sudah lebih dari dua bulan. Dalam
sekejab, Dhavy telah menjadi wakil ketua geng tersebut. Saat ini mereka sedang
berkumpul di markas kebesaran mereka. Tidak banyak yang berkumpul ditempat itu.
Hanya beberapa orang yang mungkin sedang bosan. Mereka saling bercanda tawa.
Hingga Fahmi bertanya, “Akh, kok sampe sekarang lo belum punya pacar sih?”
“Belum
ketemu yang tepat,” sahut Akhsa dengan tenang.
“Mark,
adek lo cantik. Boleh lah buat si Akhsa.”
“Emang
adek Mark kaya apa?” Akhsa penasaran.
Mark mengulurkan foto adeknya dari
handphone nya,
“Lumayan” gumam Akhsa
dengan senyum sedikit tersungging di bibirnya, “Kenalin gue dong!” Lanjutnya.
“Gas terus bosque…ati-ati
tikungan tajam!” goda Fahmi.
Setelah permintaan
Akhsa kepada Mark tersebut. Mark memperkenalkan Akhsa kepada adiknya, Angela.
Mereka mulai dekat hingga suatu saat Akhsa berniat ingin menjadikan Angela
pacarnya. Namun saat itu juga Angela menolak Akhsa dengan alasan mereka lebih
baik menjadi seorang teman. Dunia Akhsa runtuh seketika hingga Mark juga merasa
bersalah kepada ketuanya itu. Fahmi turut merasa bersalah.
Saat sedang dalam
perjalanan menuju ke markas Optimus, Dhavy, Akhsa, Bayu dan Gio yang menaiki
mobil Dhavy berhenti disebuah minimarket untuk membeli makanan ringan mereka.
Saat di rak minuman, Akhsa menabrak bahu seorang perempuan. Ia membantu
memungut barang perempuan itu yang terjatuh. Seperti kilat, saat melihat mata
perempuan itu ia merasa tersihir. Sejenak mereka diam hingga Akhsa memilih
bertanggung jawab dengan mengganti kerugian yang ditimbulkan. Setelahnya, ia
modus dengan meminta nomor perempuan itu. Dasar crocodile! Mereka semakin dekat hingga akhirnya mereka berpacaran.
Namun yang menjadi masalah adalah perempuan itu, Asheela, merupakan adik dari
Rayhan. Ketua Geng Sonic, salah satu geng terbesar juga. Bawahan Rayhan yang
bernama Radit, ia tidak menyukai Dhavy karena menurutnya, Dhavy itu punya
segalanya. Uang, ketampanan, pandai berkelahi. Ia sungguh tidak menyukai itu.
Ia mencoba berbagai cara dengan ingin melumpuhkan Dhavy. Namun tidak pernah
berhasil. Dhavy terlalu kuat untuk dikalahkan. Dhavy merasa muak dengan Geng
Sonic yang mencoba diam-diam ingin melumpuhkannya. Hingga ia memancing
kemarahan Radit dengan mendekati pacar Radit. Dan benar saja, Radit langsung
marah. Geng Sonic terlihat ingin menyerang Geng Optimus namun Akhsa sebagai
ketua menghentikan sebelum terjadi perang.
“Wahhh wah ada apaan
nih?” Akhsa sedikit berteriak karena sedikit berisik
“Tanya temen lo” Ucap
Radit dengan emosi dengan menunjuk Dhavy. Akhsa mengalihkan pandangan ke Dhavy,
“Dhav jelasin!”
“Gue deket sama cewek
dia. Tapi Cuman temenan ga lebih” Dhavy terlihat menjelaskan dengan serius
namun percayalah dia tidak benar-benar serius.
“Denger! Cuma salah
paham kan? Yaudah pulang gih! Bang, lain kali jangan gegabah” Akhsa berbicara
dengan Rayhan yang merupakan ketua Geng Sonic.
***
Berbulan-bulan
menjadi wakil Geng Optimus, tidak menjadikan Dhavy langsung diterima oleh
anggotanya begitu saja. Contohnya saja Mario, entah ada apa dengan Mario.
Apapun yang dilakukan Dhavy akan menjadi serba salah dimatanya, mungkin ia
merasa iri.
Saat Dhavy sedang tidak berada di
markas, Ia membeberkan fakta bahwa Dhavy mendekati pacar Radit kepada Akhsa.
Akhsa yang telah membela Dhavy merasa marah. Dengan emosi yang membara ia
mendatangi tempat berkumpul Semvak. Meskipun Semvak merupakan anggota Geng
Optimus tetap saja mereka masih mempunyai tempat tongkrongan sendiri. Sesampainya
disana, Akhsa langsung memukul tepat di wajah Dhavy sehingga menimbulkan suara
‘bugh’ cukup keras. Dhavy langsung tersungkur sambil meringis
“Gue
ga suka penipu! Sekarang lo keluar dari Optimus gue ga sudi nerima lo” Akhsa
berucap dengan emosi yang masih membara.
“Wahh
wah ada apa nih? Selow dong” Gio berujar
“Lo
resmi keluar dari Optimus! Dan lo, Bayu gantiin Dhavy jadi wakil!” Lalu Akhsa
keluar dari tempat itu meninggalkan Semvak dengan kebingungan mereka.
***
Terjadi
keributan di koridor sebagian murid lelaki berkumpul disana karena ingin
melihat murid baru yang ‘katanya’ cantik. Dan terlihatlah gadis cantik dengan
rambut hitam panjang. Ia adalah Angela. Adik dari Mark. Ya, Anggela yang masih
kelas 10 memutuskan untuk pindah agar memudahkannya jika ia pulang pergi
sekolah karena akan ikut dengan Mark. Sebelumnya ia bersekolah di SMA favorit
yang jauh dari rumahnya sehingga agak merepotkan jika harus naik taksi. Anggela
sedikit risih ketika dipandangi orang-orang, ia memutuskan untuk pergi ke taman.
Sampai di taman ia melihat punggung seorang laki-laki. Ia menghampiri laki-laki
itu dan duduk di sebelahnya. Hingga laki-laki itu menghadap Anggela, ‘bukannya
ini Anggela, adik Mark,’ pikirnya. Mereka mulai berkenalan dan membincangkan
banyak hal. Mereka merasa cocok satu sama lain. Hingga berhari-hari mereka
selalu menghabiskan waktu bersama. Mereka jatuh cinta, jatuh yang akan membuat
salah satu diantara mereka merasakan sakit sesakit-sakitnya.
Dhavy mengajak Anggela
untuk bertemu. Anggela berfikir bahwa Dhavy mengajaknya bertemu karena ingin
menyatakan perasaan. Namun sayang, harapannya musnah karena yang ditemukan
justru Akhsa. Akhsa kembali menyatakan cintanya dengan paksa hingga Akhsa
mencium Anggela dibibirnya. Sungguh perbuatan bejat! Dan sesungguhnya Dhavy
lebih bejat dari Akhsa. Akhsa merasa senang karena telah memiliki Anggela
sehingga ia menyuruh Dhavy kembali ke Optimus.
***
Mario
menyuruh Akhsa pergi bersama Asheela untuk menemani Asheela ke mall. Disana, ia
melihat Dhavy dan Anggela yang juga sedang berjalan-jalan di mall. Mereka
tampak bahagia. Akhsa merasa marah, Ia pun mengajak Asheela untuk pulang dengan
alasan ada urusan penting. Sungguh klise.
Saat
di markas, ia menghampiri Mark dan menyuruh Mark menghajar Dhavy. Mark merasa
terkejut. Tidak tahukah Akhsa bahwa Mark adalah sahabat Dhavy? Sungguh, ia
tidak akan berbuat sekeji itu. Bayu mendengarkan percakapan mereka dengan
tangan yang mengepal.
***
Bayu
melangkahkan kakinya ke ruang Akhsa dengan wajah yang memerah. Emosi yang akan meledak
sebentar lagi tampak jelas di wajahnya. Ia membuka pintu ruangan Akhsa dengan
kasar dan memukul rahang Akhsa. Bukan sekali, tapi berkali-kali sampai Akhsa
yang telah tersungkur tidak menghalangi niat Bayu memukul Akhsa. Mark yang
datang mencoba menghentikan, "Sa, lari!!!"
"Lari buruan,
bego!"ulangnya. Dan Akhsa mulai berlari menuju mobilnya dengan
tergopoh-gopoh. Ia menginjak gas mobilnya dan mulai melaju di tengah rintik
hujan. Mark mulai kewalahan menghadapi Bayu yang terus memberontak hingga Bayu
menendang perut Mark. Akhirnya, ia lolos. Bayu segera menyusul Akhsa dengan
menggunakan mobilnya.rintihan terdengar dari Mark. Ia segera menelfon Dhavy
mengabari bahwa Bayu menghajar Akhsa habis-habisan. Dhavy yang mendengar itu
langsung pergi mengejar Bayu.
Tak lama, Dhavy melihat
mobil Bayu, ia semakin menambah kecepatannya hingga dapat mengimbangi mobil
Bayu. Setelahnya, ia membuka kaca mobilnya, ia berteriak, “Bay, berhenti!”
“Bayu gue bilang
berhenti!” lanjutnya. Namun Bayu seakan tuli. Ia tidak mendengarkan semua
perkataan Dhavy. Ia malah semakin menambah kecepatannya. Ia bahkan sudah tidak
melihat bahwa lampu hijau berganti menjadi merah dan ‘Braaakkk.’ Dhavy yang
berada di belakang segera menghentikan mobilnya hingga terdengar suara decitan
keras. Dhavy segera turun untuk menyelamatkan sahabatnya, Bayu. Mobilnya
terlihat ringsek parah karena bertabrakan dengan sebuah truk. Dhavy berusaha
membuka pintu mobil, namun terkunci. Ia segera mengambil batu dari sekitarnya
dan dilemparkannya ke jendela belakang mobil. Ia segera masuk ke dalam dan
membawa Bayu keluar dari mobil
“Dhav.. ma..af..
gu..e..cu..ma.. ma.. u.. bi..kin.. pe..la..ja..ran.. ke..
Akhhhsaa..ka..re..na.. ma..u.. ce..la..ka..in..lo.. ki..ta.. lo..gu..e..
sem..vak.. gu..e.. sa..yang..ka..li..an” Bayu mengucapkan kalimat itu dengan
terbata-bata. Dhavy megusap wajahnya frustasi. Dan setelah itu, mata Bayu
terpejam.
Nama : Khori’ah Nurjannah
No : 17
Kelas
: XA6
Briant
Jam
menunjukkan pukul 1 siang. Di meja pojok belakang pada sebuah restaurant yang
cukup ternama, nampaklah sebuah boyband yang beranggotakan 5 orang. Mereka
adalah Briant, Alex, John, Luke, dan Steve yang waktu itu sedang menyantap
makan siang mereka. Belum sampai 1 menit
mereka makan, seorang pria dengan dada bidang dan kumis yang lumayan tebal
menghampiri mereka. Ya, pria itu adalah Pak Rufus.
“Saat ini
boyband kalian sedang naik daun, dan aku pikir ini bukanlah ide yang buruk
untuk membuat sebuah film.” Tawar Pak Rufus yang merupakan produser mereka.
Tanpa berpikir lebih lama lagi, dengan sangat gembira Briant menjawab, “Tentu
saja kami akan menyetujuinya, Pak.” Sambil mengelus kumisnya Pak Rufus
mengatakan, “Aku sudah yakin kalian pasti setuju.” “Baiklah lanjutkan makan
siang kalian.” Sambungnya sambil kemudian meninggalkan mereka berlima.
Baru
sekitar 7 langkah produser itu meninggalkan meja makan mereka, Alex pun
mengawali obrolan “Sungguh, keajaiban yang tidak pernah kuduga
sebelumnya.”
“Kau tau,
ini yang selalu kutunggu-tunggu.” Sahut John sambil menyantap makanan yang ada
di depannya. Dan Briant, Luke, dan Steve hanya tersenyum kecil memandangi
mereka berdua.
***
Waktu yang dinanti pun tiba. Itu
adalah hari dimana lima bersahabat itu melaksanakan syuting untuk film pertama
mereka. Dan jauh dari pemikiran mereka, ada seorang pemeran wanita yang sangat
cantik parasnya hingga membuat Briant jatuh hati padanya. Bidadari itu bernama
Anna, anak tunggal dari Pak Rufus, lebih tepatnya produser mereka. Sungguh,
Anna sangat cantik jelita dan ternyata dia sendiri tidak bisa menolak cinta
dari Briant. Mereka pun menjadi sepasang kekasih yang sangat serasi. Anna
adalah wanita yang sangat pantas bila disandingkan dengan seorang Briant, pria
muda yang amat tampan rupanya. Pak Rufus tahu bahwa Briant adalah pria
pemberani dan baik hati, serta memiliki karir yang menjanjikan. Sehingga dia
tidak memiliki alasan yang cukup kuat untuk tidak menyetujuinya.
***
Kegiatan
syuting mereka berjalan dengan baik dan belum mencapai 1 bulan lamanya dari
pembuatan film itu, boyband yang tengah naik daun itu mendapat tawaran untuk
show di luar negeri. Di satu sisi Briant merasa senang karena karirnya semakin
hari semakin membaik, namun di sisi lain dia tidak bisa jika harus jauh dari
Anna. Mendengar kabar itu, Anna sangat sedih karena mereka berdua harus berpisah
dalam waktu yang cukup lama, ternyata Briant juga harus syuting untuk pembuatan
beberapa film terbaru. Namun, Briant tetap memilih karirnya bersama dengan
keempat sahabatnya.
“Maafkan
aku karena aku harus pergi dan memilih karirku, tapi ketahuilah ini demi masa
depan kita bersama.” Dengan sangat berat hati dia mengatakan itu kepada Anna.
“Pergilah.
Aku tahu, ini sudah menjadi tugasmu dan ingatlah suatu saat nanti aku akan
menyusulmu untuk mempertemukan kembali cinta kita.” Jawabnya dengan air mata yang
terus mengalir.
“Aku akan
sangat merindukanmu, Briant.” Sambung
Anna sambil memeluk erat kekasihnya.
***
Sudah lebih
dari dua minggu Briant dan Anna tidak berjumpa. Namun apa boleh buat, Briant
harus melaksanakan tugasnya demi keberhasilan karirnya. Di luar negeri, boyband
ini mendapatkan produser baru bernama Pak Zoe.
Melihat
kemampuan berakting Briant, Pak Zoe pun menjadikan dia sebagai pemeran utama di
film terbarunya. Mengetahui hal itu salah seorang aktor yang sudah lama bekerja
bersama Pak Zoe merasa iri. Bobby, ya itulah namanya.
“Apa-apaan
ini! Aku yang sudah bertahun-tahun bekerja dengannya tidak pernah dijadikan
pemeran utama, tapi kenapa dia yang baru dikenal malah sudah dijadikan pemeran
utama. Ini benar-benar tidak adil.” Gerutu Bobby.
***
Pagi
berikutnya, dengan tidak biasanya Pak Zoe membicarakan soal Anna. Pak Zoe
adalah sahabat Pak Rufus dan tentu saja dia mengenal Anna. Tidak salah lagi,
ternyata Pak Zoe menyukai Anna dan bahkan ingin menikahinya.
“Briant,
aku tahu kau sudah kenal dekat dengan Anna, anak Rufus. Dan sekarang aku ingin kau melamarkannya untukku.”
Perintah Pak Zoe tanpa memiliki pikiran bahwa Briant akan sangat terluka karena
dia adalah kekasih Anna.
Briant
menelan ludah dan menjawab, “Saya akan melaksanakan perintah anda, Pak. Akan
tetapi untuk saat ini saya masih disibukkan dengan syuting, lagipula Anna
berada di negara yang berbeda.”
“Tidak
perlu khawatir, kau akan kuberi kesempatan untuk istirahat dari syutingmu.”
Terangnya kepada Briant.
“Baiklah,
Pak. Saya bersedia.” Jawabnya sambil menahan rasa sakit di hatinya. Dia
benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mungkin membantah perintah
produsermu sendiri, kecuali kau ingin berhenti dari karirmu.
***
Briant
merasa kakinya sangat berat untuk dilangkahkan, ketika akan berangkat menuju
negara asalnya dan menemui Anna. Tapi kali ini tidak seperti biasanya.
Pertemuannya dengan Anna kali ini bukan lagi pertemuan sebagai sepasang
kekasih, melainkan sahabat yang akan ia lamar untuk produsernya.
Pada waktu
yang serupa, Anna yang masih tetap berada di negaranya menepati janjinya untuk
menyusul Briant yang berada di luar negeri. Rasa rindunya kepada Briant sudah
tidak bisa ditahan lebih lama lagi. Perasaan bahagia dan penuh harap untuk
bertemu Briant telah menggebu-gebu di hati Anna.
***
Briant pun
tiba di negaranya. Hatinya benar-benar hancur jika harus menemui Anna dan
melamarnya namun bukan untuk dirinya, tetapi untuk produsernya. Dia segera
menemui produser lamanya, Rufus.
“Selamat
sore, Pak. Bagaimana kabar anda?” sapa Briant dengan menunjukkan senyum
kebahagiaan palsunya.
“Hai,
Briant. Kenapa hanya kau seorang diri? Dimana teman-temanmu?” tanya Pak Rufus
sambil memeluk Briant.
“Mereka
masih sibuk syuting.” Jawabnya singkat.
“Apa
maksudmu? Lalu kenapa kau juga tidak sesibuk mereka?” Tanya Pak Rufus
kebingungan.
“Saya
mendapat tugas dari Pak Zoe, sehingga saya diberi kesempatan untuk istirahat
dari syuting.” Jelasnya sambil menutupi kesedihannya.
“Baiklah,
tugas apa yang kau terima dari Pak Zoe?” Tanya Pak Rufus keheranan.
“Begini,
Pak. Saya diminta untuk melamar Anna untuk menjadi istri Pak Zoe.” Jawabnya
sambil berdebar-debar.
Mendengar
jawaban Briant, tanpa menunggu Pak Rufus langsung mengajak Briant kembali ke
luar negeri dan menemui Pak Zoe.
***
Sementara
itu, Anna yang merindukan Briant telah sampai juga di tempat dimana Briant
melakukan tugasnya. Disana dia bertemu dengan empat sahabat kekasihnya.
“Kenapa
sejak tadi aku belum juga melihat Briant? Dimana Briant?” Tanyanya dengan heran
kepada keempat sahabat Briant.
Belum
sampai pertanyaan itu dijawab, Pak Zoe tiba-tiba melintas di hadapan mereka.
“Hai,
cantik. Aku tidak mengira kau akan tiba disini dengan secepat ini. Sudah lama
kita bertemu dan aku tahu kau pasti sudah merindukanku.” Sahut Pak Zoe yang
baru saja datang dan langsung meubah topik pembicaraan mereka.
“Siapa kau?
Asal kau tahu, aku kesini bukan untukmu.” Bentak Anna ketika mendapat rayuan
dari Pak Zoe.
“Terserah
apa katamu, tapi kita akan segera menikah.” Jawabnya.
Anna
membisu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Dia mengikuti
pelayan Pak Zoe yang mengantarnya menuju tempat dimana dia akan beristirahat.
***
Pak Rufus
dan Briant telah kembali ke luar negeri. Briant segera mencari Anna dan mereka
bertemu di taman belakang tempat Briant syuting.
“Anna.”
Panggil Briant.
“Briant.
Kau tahu aku sangat merindukanmu.” Katanya sambil memeluk briant.
“Aku
dipaksa menikah dengan Pak Zoe. Tolong aku, Briant.” Keluh Anna.
“Aku pasti
akan membantumu.” Kata Briant menenangkan Anna.
Dari sisi
samping taman, ternyata Bobby melihat mereka berdua. Dan kemudian ia mencari
kesempatan untuk membuat Briant dibenci oleh Pak Zoe. Dia menyebarkan berita
bahwa Briant merebut calon istri Pak Zoe.
Mengetahui
hal tersebut tentu Pak Zoe amat marah dan ingin menuntut Briant. Namun,
teman-teman Briant tidak tinggal diam, kecuali Luke. Ternyata Luke berkhianat.
Sudah lama memendam rasa kepada Anna, sehingga dia membela Bobby. Dan setelah
Bobby terbukti bersalah, maka mereka berdua harus dihukum. Luke pun ikut
dipenjara karena telah membela orang yang salah.
Nama :
Mahdaviqia Dharmawan
No. : 18
Kelas : 10.6
Kuda Ajaib
Di pinggir
hutan belantara, hidup sebuah keluarga yang sangat miskin. Hanya tinggal
disebuah rumah kayu sempit dengan ternak yang tak seberapa. Sang istri bernama Surati dan suaminya
bernama Tono. Mereka dikaruniai seorang anak pemuda tampan bernama Adi.
Hidup mereka
serba terbatas. Setiap hari, hanya memakan singkong rebus dengan garam. Jika
beruntung, mereka dapat memasak nasi dengan lauk dari daun pepaya. Seperti
biasa, mereka mencari kayu bakar di hutan dekat rumahnya. Pagi hingga menjelang
petang, mereka habiskan dengan memungut ranting yang telah jatuh. Seharinya
mereka bisa mengumpulkan 10 ikat kayu bakar. Setelah terkumpul cukup banyak,
kayu kayu itu akan dijual ke pengepul. Setiap 100 ikatnya dihargai 1kg beras.
Namun, tak
jarang mereka menemui marabahaya setiap mengumpulkan kayu. Mulai dari sengatan
lebah, gigitan ular, hingga kejatuhan ranting kayu yang patah. Bahkan, kakak
dari Adi, meninggal setelah terpeleset menuju jurang. Hal tersebut tidak
sebanding dengan harga kayu yang telah mereka kumpulkan.
***
Derap tapal
kuda melangkah cepat membelah rimbunnya hutan. Selang beberapa saat, suara
berisik para laki-laki terdengar riuh. Mengikuti langkah kuda yang berlari kian
cepat. Hingga mereka berpencar untuk mencari kuda itu.
Adi sedang
mencari kayu bakar seperti biasa. Hingga telinganya mendengar sesuatu dari
kejauhan. Seekor kuda berlari ke arahnya. Dengan sigap, adi naik ke batang
pohon dan lompat ke punggung kuda. Sang kuda terus berlari tak tentu arah. Adi
segera mengarahkan kuda tersebut kerumahnya. Dari belakang, segerombol
laki-laki mencoba menghentikan mereka dengan mengarahkan parang ke mereka.
Tetapi terlambat sudah, Adi dan sang kuda telah pergi jauh.
Sesampainya
dirumah, adi langsung memberi seember air sumur kepada sang kuda. Dia tampak
haus dan letih. Dalam benak Adi, dia bertanya-tanya tentang siapa pemilik kuda
tersebut. Hingga Adi membaca goresan pada tapal kuda itu. Terlihat cap emas bertuliskan
"Kerajaan". Dan ternyata, kuda tersebut milik kerajaan.
Keesokan
harinya, adi pergi ke kerajaan. Dengan maksud mengembalikan kuda tersebut. Saat
masuk awal gerbang, Adi langsung di tawan oleh prajurit istana. Matanya
berkaca-kaca. Hingga ia dipertemukan dengan Raja Warman. Sang Raja marah besar
mengetahui kuda yang ia sayangi telah dicuri oleh Adi.
Raja memaki
Adi sebagai pencuri yang tidak tau diri. Sebuah tongkat menyabet punggung Adi.
Adi hanya terdiam. Memendam segala rasa sakit, amarah akan ketidak tahuan
tentang kondisi ini. Tangannya di rentangkan kuat kuat oleh para pengawal.
Bajunya dilucuti. Dan dia dipaksa mengaku sebagai pencuri kuda istana.
Lalu Adi
dibawa di ruang pengadilan istana. Banyak orang telah berkerumun disana.
Perdana menteri, gubernur, dan hakim telah berada di ruangan. Adi di dudukan di
kursi terdakwa. Wajahnya masih meringis kesakitan karena di dera oleh tongkat
dari rotan. Sidang berjalan dengan kondusif. Hakim memutuskan memberi hukuman
penjara seumur hidup bagi Adi. Hingga Sang Raja datang. Sang Raja tidak terima
dengan putusan hakim. Beliau meminta Adi dihukum pancung atas perbuatannya
Seorang
gadis muda masuk ke ruangan sidang. Semua mata tertuju pada lamgkah kaki si
gadis itu. Si gadis meminta agar Adi dibebaskan. Gadis muda itu bernama
Abigail, putri tunggal Sang Raja. Sang Putri menceritakan kronologis kejadian
hilangnya kuda istana. Ia mengatakan bahwa, pada malam hari, sekelompok
laki-laki bertubuh besar datang ke kandang istana. Mereka membuka kandang kuda
istana. Lalu menggiring keluar si kuda. Tetapi, si kuda malah lari keluar
istana, melompati benteng penjagaan dan meninggalkan para pencuri tersebut.
Jadi, bukan Adi yang mencuri kuda tersebut. Semua orang disana terdiam.
Termasuk sang raja. Lalu hakim memutuskan membebaskan Adi. Karena tidak cukup
bukti dan pernyataan dari tuan Putri.
Setelah
keluar dari ruangan sidang, raja meminta Adi pergi ke Istana Barat. Disana
telah ada tabib yang akan menyembuhkan luka di punggung Adi. Setelah tabib
memberi obat, si tabib keluar. Raja Warman tertunduk di hadapan Adi. Beliau
sangat malu saat tau bahwa Adi tidak bersalah. Seharusnya, dia tidak berfikiran
seperti itu. Adi yang semenjak tadi tidak tau apa kesalahannya hanya bisa
pasrah. Dan tidak ada jalan lain selain memaafkan raja. Sang Raja bercerita,
bahwa kuda tersebut memiliki kekuatan besar. Dikatakan, bahwa siapapun yang
memakan jantung kuda tersebut, akan kekal abadi tidak pernah mati. Sebab itulah
banyak orang yang ingin mencuri kuda itu dari Istana.
Abigail masuk
ke istana barat. Dia meminta ayahnya pergi dan meninggalkan dia sendiri bersama
dengan Adi. Abigail meminta maaf atas kelakuan ayahnya. Ia mengajak Adi
berjalan jalan mengitari istana. Di sela-sela perjalanan, mereka bercerita satu
sama lain tentang kehidupan mereka. Hingga mereka berhenti di kolam Nirwana
Pemujaan. Pemandangan di sama memang amat indah. Kolan tersebut berada ditengah
bukit dengan dikelilingi pohon sakura yang sedang berguguran. Di tengahnya
terdapat saung kecil yang cukup nyaman untuk disingahi.
Abigail
mengajak Adi menuju saung ditengah kolam. Awalnya Adi menolak, karena sudah
hampir petang. Tetapi, karena Abigail terus merengek, akhirnya dia mengamini
permintaan Abigail. Disana mereka disuguhkan panorama yang indah sekali. Saat
hendak kembali, melewati jembatan penghubung, Abigail terpeleset dan tercebur
ke kolam. Adi sontak langsung menceburkan diri ke kolan yang lumayan dalam itu.
Para prajurit berkerumun membantu mengangkat Abigail. Untung saja, Abigail
tidak mengalami luka serius. Namun, gaun yang ia pakai basah kuyup. Sehingga
memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat indah.
Mereka
langsung pergi menuju ruang ganti istana barat. Abigail memakai gaun berwarna
biru laut. Sedang Adi memakai baju prajurit khusus berwarna senada. Keduanya
tampak serasi. Karena hari telah larut, Adi berpamitan untuk pulang kerumah.
Ada perasaan tidak rela di benak Abigail. Kenangan seharian ini masih terngiang
di hatinya. Bersama seorang pria tampan yang memiliki kerendahan hati. Setelah
berpamitan kepada sang raja, Adi menuju gerbang luar istana. Disana telah
tersedia kereta kencana yang digunakan untuk mengantarkan Adi kembali kerumah.
Sebagai permintaan maaf, sang raja membawakan adi sekarung beras, roti, dan
sekantung koin emas. Adi sangat berhutang budi terhadap sang Raja. Karena hidup
keluarganya bisa terbantu dengan ini.
Gemerlap
bintang menemani perjalanan Adi. Cahaya bulan memantulkan ingatannya tentang
sosok Abigail. Ada rasa sayang ketika dia berada di dekat Abigail. Selama
hidupnya, Adi hanya pernah berinteraksi dengan 2 perempuan -Ibunya dan mendiang
kakaknya. Setelah tiba di rumah, alangkah terkejutnya Adi. Di dalam rumah tak
ada seorangpun. Dan keadaan di dalam rumah begitu berantakan. Terdapat secarik
kertas bertuliskan "Temui kami di dekat danau Tirta Empul, atau kamu akan
menemui mayat orang tuamu". Dibalik kertas tersebut terdapat tulisan
"Perampok kuda". Tanpa pikir panjang, Adi langsung menuju Danau Tirta
Empul.
Bu Surati
dan Pak Tono diikat dipinggir danau. Mulutnya disekap kain hitam. Disampingnya
berdiri beberapa pria bertubuh besar. Salah seorang dari mereka mendekati Adi.
Membisikkan sesuatu ditelinganya. Tak ada waktu, Adi harus mengembalikan kuda
tadi kepada perampok sebelum fajar menyingsing, atau orang tua Adi akan di
bunuh di pinggir danau. Hatinya amat sangat kacau. Bagaimana bisa semua
terjadi? Dan apa jaminan jika adi berhasil membawa kembali kuda itu? Dan
bagaimana reaksi raja ketika tau bahwa Adi telah bersekongkol dengan perampok
itu. Perampok tersebut menyiapkan seekor kuda hitam sebagai alat transportasi
Adi menuju istana. Tanpa berfikir panjang, Adi langsung mengendarai kuda
tersebut menuju istana. Suana malam telah mengubah udara menjadi dingin.
***
Sang Raja
masih terjaga dari tidurnya. Beliau memikirkan, bagaimana jikalau masih ada
orang lain yang hendak mencuri kudanya? Hingga Beliau memberanikan diri
mengecek kandang kuda istana. Sang Raja membuka pintu kandang dengan hati-hati.
Sekelebat bayangan muncul dan hilang ditelan kegelapan. Samar samar terdengar
sengalan nafas yang tidak beraturan. Sang Raja lantas mengecek dibelakang
tumpukan jerami. Alangkah terkejutnya dia, Adi sedang bersembunyi disana dengan
maksud hendak mencuri kuda. Sang Raja hendak berteriak. Terlambat sudah, sebuah
parang telah menancap di dada Sang Raja.
Sampailah
dia di Danau Tirta Empul. Disana perampok masih terjaga. Setelah menyerahkan
kuda ajaib tersebut, Adi pulang kerumah bersama orang tuanya. Di sepanjang
perjalanan, orang tuanya terus menyesali perbuatan Adi. Hanya karena hendak
menuruti perampok, dia tega membunuh raja yang telah memberinya banyak kemurahan
hati.
Keesokan
harinya, Adi pergi lagi ke istana. Awalnya orang tuanya marah besar, dan
mengatakan bahwa Adi hendak ‘bunuh diri’ kesana. Tetapi, setelah Adi
memberitahukan tentang alasannya, perlahan orang tuanya mengizinkan dia pergi
ke istana.
Sesampainya
di Istana, Adi melihat suasana kacau dan riuh. Sang raja yang selama ini dikela
sebagai pribadi yang baik, ditemukan tewas dengan parang yang masih menancap di
dadanya. Selain itu, kuda ajaibnya juga raib dibawa pencuri. Abigail yang
menyadri kedatangan Adi, langsung mendekati Adi dan memeluknya. Dia menangis
sekencang-kencangnya di pundak Adi. Adi memberikan semangat agar mengikhlaskan
kepergian Ayahnya.
Upacara
pembakaran jenazah segera dilakukan. Para pemuka agama, dewan, menteri dan
kerabat istana telah berkumpul di aula perenungan. Abigail tak henti-hentinya
menangisi kepergian ayahnya yang meninggal secara tak wajar. Adi yang sejak
tadi mengikuti prosesi upacara pemakaman di kursi khusus VIP, didatangi seorang
dengan pakaian serba hitam.
Sang lelaki
bertanya kepada Adi tentang kematian Sang Raja. Adi hanya menjawab tidak tahu
dan dia hanyalah sebagai tamu istana. Lalu sang lelaki bercerita tentang semua
kejadian kemarin malam. Ternyata ia telah mengetahui semuanya dan meminta Adi
bertanggung jawab. Tetapi, sang lelaki menyerahkan secarik kertas pada Adi.
Kertas foto yang bergambar masa kecil sang lekaki dengan Adi. Sang lelaki
bernama Wira, teman kecil Adi. Wira berjanji kepada Adi, bahwa Wira tak akan
pernah menyebarkan berita tentang pembunuhan raja.
Hari demi
hari berlalu. Adi telah menjadi juragan kopi di kampungnya. Abigail telah
diangkat menjadi ratu menggantikan ayahnya. Suatu ketika, Wira kembali menemui
Adi. Mereka berbincang-bincang tentang masa kecil mereka. Mereka berjalan-jalan
menyusuri jalan di kampong itu. Ketika mereka melewati parit di pinggir sawah, mereka teringat akan
masa kecil mereka. Ketika itu, Wira adalah teman yang paling jahil. Mereka
tertawa terbahak-bahak ketika mengingat celana Adi sobek karena dikejar anjing
liar.
Tiba-tiba
Wira pamit pergi dan bergegas meninggalkan Adi. Adi masih tidak mengerti kenapa
tiba-tiba dia pergi dengan langkah tergesa-gesa. Beberapa saat kemudian,
iring-iringan kerajaan lewat. Walau sekarang sering sekali iring-iringan
kerajaan lewat, tetapi tetap saja memberikan daya tarik tersendiri terhadap
rakyat jelata. Kuda-kuda yang gagah perkasa, kereta megah yang berwarna
keemasan dan kusir yang selalu tegap dalam mengendari, bersatu padu menyihir
para penontonnya.
Sebuah
kereta kencana yang lebih mewah dari lainnya berhenti tepat di depan Adi.
Abigail turun dari kereta kencana tersebut. Menyapa Adi yang terdiam di pinggir
jalan. Abigail mengajak Adi menuju istana. Awalnya Adi menolak karena tugasnya
di kebun kopi belum selesai. Tetapi, karena Abigail merengek, Adi tidak bisa
menolak keinginan Abigail.
Sampai di
istana, Abigail meminta Adi menikahinya. Karena, seorang wanita tidak
seharusnya menjadi seorang pemimpin. Adi yang masih tidak percaya dengan apa
yang baru saja dia dengan, hanya diam meatung. Sebegitu cepat Abigail
memintanya menikahi dia? Bagaimana reaksi Abigail jika tahu bahwa dirinyalah
yang membunuh ayahandanya?
Secarik
kertas ditujukan kepada Adi. Di dalamnya, tertulis bahwa Adi diharuskan pergi
ke Danau Tirta Empul bersama dengan Abigail. Pertanyaan-pertanyaan terus
menghantam pikiran Adi. Apa lagi yang diinginkan si perampok? Setelah
memaksanya membunuh sang Raja.
Keesokan
harinya, kereta kencana sudah di siapkan di gerbang luar istana. Abigail dan
Adi melangkahkan kaki menuju kereta kencana. Mereka hanya membawa seorang kusir
tanpa pengawal apapun. Sampai di pinggiran danau, mereka turun dari kereta
kencana. Sekelompok laki-laki berjejer membelakangi mereka. Mereka membalikkan
badan dengan tatapan sombong. Adi dan Abigail masih tidak faham, drama apa yang
sedang terjadi.
Suara tapal
kuda mendekati ke arah mereka dari belakang. Sontak mereka menengok ke
belakang. Wira menunggangi kuda ajaib dengan tatapan songong. Adi terkejut, tak
percaya terhdapa apa yang dilihat. Abigail menatap heran, siapa lelaki itu dan
mengapa kuda itu bisa bersama dengan dia?
Wira
mengarahkan kudanya tepat ditengah-tengah barisan para lelaki yang kekar
tersebut. Dia tersenyum songong tanda kemenangan. Wira mengenalkan siapa
dirinya sebenarnya. Ternyata, Wira adalah ketua dari sekelompok lelaki tersebut
yang bertujuan hendak mencuri kuda sakti milik raja. Wira juga menceritakan
bahwa orang yang telah membunuh raja adalah Adi itu sendiri.
Abigail
tampak shock. Mukanya kembali sedih mengingat kematian ayahnya. Tidak disangka,
orang yang paling dia cintai adalah juga orang yang paling dia benci. Sementara
itu, Adi merasa dirinya orang terbodoh didunia. Dengan polosnya, dia
menceburkan diri dalam kubangan perangkap. Tak ada jalan lain selain mengakhiri
hidupnya sendiri.
Nama :
Monica Febriyanti
No : 19
Kelas : X MIPA 6
Cinta yang Sedih
Pada suatu hari di sebuah desa yang
terpencil hiduplah keluarga yang miskin
dan tidak mempunyai apa-apa . Keluarga itu dikepalai oleh Paijo. Paijo
mempunyai anak yang diberi nama Putra. Paijo bertempat tinggal di desa dekat
Sungai Kemuning bersama istri dan anaknya. Suatu hari di luar desa Sungai
Kemuning ada berita tentang juragan yang baik hati sedang mencari pengawal.
Berita itu sampai di telinga Intri paijo yaitu Soimah. Soimah pun berkata pada
Paijo.
"Pak
bagaimana kalau kita pergi ke desa sebelah kita bekerja saja pada juragan yang
konon baik itu?" Ucap sang istri.
"Lalu
bagaimana kita pergi dari desa kita ke desa seberang itu bu? Ibu juga tau kita
tidak punya kendaraan untuk pergi kesana dan juga anak kita Putra masih sekolah
juga." Jawab Paijo.
"Pak
Putra berhenti sekolah saja Putra ingin membantu bapak bekerja bersama di
juragan itu, esok kalau Putra punya rezeki sendiri, Putra bisa melanjutkan
sekolah lagi." Jawab Putra.
"Nak
apa tidak apa kamu memutuskan sekolahmu demi kami nak? Nak maaf kami belum bisa
memberikan yang terbaik untuk kamu nak." Kata Ibu Soimah.
"Iya bu
tidak apa-apa, Putra mengerti kok, bagi Putra ibu sama bapak udah kasih yang
terbaik. Mari pak bu kita menyiapkan barang-barang kita untuk besok." Ucap
Putra.
Keesokan harinya Putra dan
keluarganya pergi menuju desa seberang ia pergi berjalan kaki dari desa Sungai
Kemuning menuju desa seberang. Sepanjang perjalanannya Putra slalu menunjukan
sifat ramahnya kepada seorang yang ditemui di sepanjang jalannya. Tibalah Putra di depan rumah yang megah dengan
tekstur rumahnya yang khas dengan motif jawa sederhana tetapi terlihat mewah.
Putrapun memasuki rumah besar itu disambutlah Putra dengan baik oleh pengawal juragan
itu. Kemudian juragan itu keluar rumah dengan wajah yang menyambut ramah. Putra
dan ayahnya lalu menceritakan maksud kedatangannya ke rumah juragan.
"Wahai
anak laki-laki apa maksud kedatanganmu kesini?" Tanya sang Juragan .
"Tuan
saya adalah seorang lelaki miskin yang sedang mencari pekerjaan guna mencukupi
kebutuhan sehari-hari saya dan saya ingin mengumpulkan uang untuk biaya sekolah
saya nanti agar tidak memberatkan orang tua." Jawab Putra.
"Iya
saya memang sedang mencari seorang pengawal, karena pengawal saya yang dulu
sudah meninggal. Jadi, saya ingin mencari seorang pemuda yang mau menjadi
pengawal saya." Ucap sang juragan.
"Saya
siap tuan menjadi pengawal anda." Jawab Putra.
Akhirnya Putra menjadi pengawal
Juragan kaya raya itu. Selama menjadi pengawal Putra tentunya tidak sendiri ia
ditemani oleh beberapa pengawal juragan itu salah satunya Dony. Dony merupakan
salah satu pengawal juragan yang paling diandalkan dirumah itu. Tetapi setelah
kehadiran Putra dirumah itu Juragan lebih suka dengan Putra karena Putra
memiliki sifat yang terpuji yang lebih baik daripada Dony. Dony pun sedikit
memiliki perasaan iri kepada Putra. Akhirnya Dony berencana menaburkan zat
kimia di minuman Putra. Namun niat jahat Dony disaksikan oleh gadis cantik dirumah
itu. Gadis itu adalah anak dari juragan yang telah pulang dari kuliahya di
Jerman. Ia bernama Cantika. Cantika pun memberitahukan niat jahat Dony terhadap
Putra kepada ayahnya. Akhirnya Dony diberhentikan dari pekerjaannya menjadi
pengawal juragan. Dan tinggalah Putra yang menjadi pengawal juragan.
Seiring berjalannya waktu Putra
memiliki perasaan kepada anak Juragan. Dan ternyata Cantika pun diam-diam juga
memiliki rasa kepada Putra karena sifat Putra yang baik itu. Putra dan Cantika
pun juga sering bermain bersama-sama. Cantika sering menghabiskan waktunya
bersama Putra. Kedekatan mereka semakin lama semakin dekat kedekatanya pun
terdengar oleh telinga juragan. Namun kedekatan Cantika dan Putra tak direstui
oleh juragan. Memang Putra sangat baik tetapi juragan tidak ingin putrinya
mengenal cinta dahulu ia ingin putrinya bersekolah dahulu sampai benar-benar
mengenal cinta dengan betul. Putra mengerti akan keputusan tuanya itu akhirnya
Putra memendam perasaanya kepada Cantika.
Suatu hari juragan akan menyekolahkan
Cantika di Jepang untuk bidang studi keseniannya karena Juragan tau Cantika
sangat berbakat pada seni akhirnya Cantika disekolahkan disitu. Sebelum Cantika
melanjutkan sekolahnya di Jepang Cantika meminta kepada ayahnya untuk memberi
waktu walau sebentar untuk bersama dengan Putra sebelum Cantika pergi. Ayahnya
pun menyetujui permintaan anaknya. Putra yang berada disamping juragan beranjak
pergi meninggalkan juragan menyuruhnya pergi untuk menemui Cantika.
"Putra..
sebenarnya dilubuk hatiku ini aku tidak ingin sekolah di Jepang karena aku
ingin disini bersamamu Putra, aku tidak sanggup jika aku harus pergi
darimu." Ucap Cantika.
"Cantika,
aku mengerti akan hal perasaanmu padaku, tetapi bukankah kamu juga menyukai
kesenian, niat ayahmu menyekolahkan kamu di Jepang itu demi kebaikanmu Cantika,
tidak apa aku disini sendiri Cantika, kelak suatu saat nanti jika aku mempunyai
rezeki yang banyak aku pasti akan menyusulmu Can." Jawab Putra.
"Apakah
kau tak apa tanpaku?" Tanya Cantika.
"Tidak
apa Cantika apapun demi kebaikanmu menjadi yang lebih baik." Jawab Putra.
Akhirnya keesokkan harinya Cantika
berangkat menuju Jepang. Cantika berpamitan kepada ayahnya dan juga kepada
Putra. Cantika berangkat menuju Jepang menaiki pesawat terbang.
Dirumah juragan, juragan dan Putra
sedang melihat televisi. Namun tiba-tiba muncul berita tentang jatuhnya pesawat
dan ternyata pesawat yang jatuh itu ternyata pedawat yang ditumpangi Cantika.
Terjatuhlah juragan dari tempat ia duduk juragan terjatuh ke bawah sontak hati
juragan sangat sedih karena mendengar berita bahwa tidak ada penumpang yang
selamat.
Hati Putra pun juga merasa sedih
karena seorang wanita yang ia cintai telah pergi meninggalkannya bahkan
selamanya meninggalkan selama-lamanya. Putra pun memutuskan untuk berhenti
menjadi pengawal juragan dan Putra memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya yang
dulu pernah ia tunda untuk bekerja kini Putra merasa uang yang dihasilkanya
dari bekerja telah mencukupi. Putra juga berusaha untuk melupkan cintanya
kepada Cantika dengan menyibukkan diri dengan bekerja.
Tamat.
NAMA : Muhammad Izzat Indrafakrullah
NO : 20
KELAS : X MIPA 6
Hang Taha
Hang Taha adalah seorang anak miskin. Bapaknya
bernama Hang Mahud dan ibunya Dang Wati.
Mereka tinggal di sebuah gubug di pinggiran Sungai Duyung. Berawal dari
terdengarnya kabar bahwa raja di kerajaan Indi adalah seorang raja yang adil dan
bijaksana. Indi pun menjadi negeri yang masyhur. Seperti halnya negeri masyhur, Indi menjadi tujuan banyak orang, tidak
terkecuali Hang Mahud, Dang Wati, dan Hang Taha. Mereka pindah ke Indi untuk mendapatkan penghidupan yang
layak. Pada suatu malam, Hang Mahud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya
penuh di atas kepala Hang Taha. Kemudian Hang Mahud terbangun dan mengangkat Hang Taha, yang saat itu masih berusia 12
tahun, lalu diciumnya. Seluruh tubuh Hang Taha berbau sangat harum. Hang Mahud
menceritakan mimpi itu kepada istrinya lalu meminta pemuka agama untuk
mendoakan Hang Taha.
Seperti
biasa, Hang Taha
membantu orang tuanya membelah kayu. Tiba-tiba pemberontak datang ke tengah
pasar membuat keributan. Banyak orang mati dan luka-luka. Semua warga di pasar
melarikan diri, tetapi tidak dengan Hang Taha. Dia melawan pemberontak itu dan
menghabisinya dengan menggunakan kapak sehingga kepala pemberontak terbelah.
Sahabat-sahabat Hang Tuah, yaitu Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang
Lekiu, terkejut karena Hang Taha membunuh pemberontak itu. Pada suatu ketika, Hang Taha mengajak sahabatnya untuk pergi
berlayar menuntu ilmu. Di tengah perjalanan, perahu mereka yang kecil bertemu
dengan tiga kapal besar yang berasal dari Jawa. Hang Taha bersama sahabatnya berhasil melumpuhkan
tiga kapal Jawa itu yang ternyata perompak yang ingin membuat kerusakan di Indi. Hang Taha pun kembali ke Indi dan menyerahkan perompak itu ke
kerajaan.
Kabar
tentang keberanian Hang Taha dan sahabatnya menumpas perompak terdengar sampai ke
kalangan kerajaan. Hang Taha dan sahabatnya diangkat menjadi prajurit Indi oleh Bendahara. Hang Taha yang lebih unggul dibandingkan
sahabatnya pun semakin menunjukan ketangkasannya dalam menjaga dan melindungi
kerajaan Indi.
Pada suatu
hari raja Indi yang bernama Sang Langit, anak Sang Awan, pergi berburu. Raja
serta pengikutnya menemukan wilayah yang luas dan bagus untuk memperluas
kebesaran kerajaan. Wilayah tersebut diberi nama Malaka, sesuai dengan nama
kayu di tempat itu. kemudian raja serta petinggi kerajaan menempati kerajaa
Malaka. Kebesaran Malaka terdengar sampai ke seluruh kerajaan tetangga.
Raja Malaka
sebagai raja yang besar belum juga memiliki istri. Terdengar kabar bahwa anak
Bendara kerajaan Indrapura yang bernama Tun Teja sangat cantik jelita. Raja
Malaka pun sangat ingin beristrikan Tun Teja. Akan tetapi, Tun Teja menolak
raja-raja besar yang melamarnya karena Tun Teja merasa dia hanyalah seorang
anak Bendahara dan tidak pantas jika menjadi istri seorang raja. Kemudian, Raja
Malaka yang ditemani prajurit terbaiknya, Hang Tuah dan sahabatnya, pergi ke
Majapahit untuk melamar anak Raja Majapahit, yaitu Raden Galuh. Selama di
Majapahit, Patih Gajah Mada yang tidak suka terhadap kerajaan Malaka mencoba
membunuh prajurit yang terkenal gagah berani, yaitu Hang Taha. Berbagai cara Patih Gajah Mada
membunuh Hang Taha, tetapi selalu gagal. Kemudian Patih
Gajah Mada yang diperintah oleh Raja Majapahit untuk membunuh Hang Tuah,
meminta bantuan Tamang Sari yang terkenal sakti karena kerisnya. Akan tetapi,
seorang Tamang Sari yang sakti pun tetap dapat dikalahkan oleh Hang Taha dengan diambil kerisnya. Keris
Tamang Sari yang sakti itu dipersembahkan oleh Hang Taha kepada Raja Malaka. Berkat
keberanian Hang Taha, Raja Malaka menyerahkan keris sakti itu untuk Hang Taha. Selama keris itu berada di tangan
Hang Taha,
dia tidak dapat dikalahkan oleh musuh. Hang Taha pun diberi gelar laksamana.
Hang Taha berencana membalas dendam kepada
Majapahit yang telah berulang kali melakukan percobaan pembunuhan. Pada pesta
perayaan pernikahan, Hang Taha bersama sahabatnya mandi di kolam terlarang yang hanya boleh Raja
Majapahit saja yang masuk. Raja Majapahit mengetahui perbuatan Hang Taha dan sangat marah. Raja Malaka meminta
maaf dengan alasan bahwa Hang Taha tidak mengetahui bahwa kolam itu terlarang.
Setelah
menikahi Raden Galuh, Raja Malaka yang diiringi rombongan kembali ke Malaka
bersama istrinya. Sesampainya di Malaka, Patih Karma Wijaya yang berasal dari
Jawa merasa iri terhadap Hang Tuah karena selalu dipuji-puji Raja Malaka. Karma
Wijaya pun memberi tahu Raja Malaka bahwa perbuatan Hang Tuah ketika mandi di
kolam Raja Majapahit adalah perbuatan yang disengaja untuk membalas dendam.
Raja Malaka pun marah dan mengusir Hang Tuah. Setelah Hang Tuah pergi, Hang
Jebat diangkat menjadi pengawal Raja Malaka.
Hang Taha pergi ke Indrapura untuk melanjutkan
hidup. Di Indrapura, Hang Taha bertemu dengan Tun Teja. Hang Taha mempunyai pikiran bahwa jika dia
dapat membawa Tun Teja ke Malaka, raja akan memaafkannya dan Hang Taha dapat kembali menjadi laksamana di
Malaka. Hang Taha
pun mendekati Tun Teja dengan perasaan suka. Begitu pun sebaliknya, Tun Teja
mencintai Hang Taha. Akan tetapi, Tun Teja sakit hati bahwa dibawanya Tun Teja ke Malaka
adalah untuk dinikahkan dengan Raja Malaka, bukan dengan Hang Taha. Berkat mantra Hang Taha, Tun Teja menjadi benci terhadap
Hang Taha dan mau dijadikan gundik Raja
Malaka. Kemudian Hang Taha dimaafkan oleh raja dan dipuji-puji karena telah berhasil
membawa wanita yang sangat dicintai raja.
Karma Wijaya
yang masih iri terhadap Hang Tuah mengetahui bahwa diantara Hang Taha dan Tun Teja saling mencintai. Karma
Wijaya bersama Tun Ali membuat rencana untuk menjebak Hang Taha. Hang Taha dipertemukan dengan Tun Teja dan
terjadilah fitnah berzina. Raja Malaka sangat marah dan memerintahkan Bendahara
untuk memberikan hukuman mati kepada Tun Teja dan Hang Taha. Akan tetapi, hukuman itu tidak
dijalankan. Bendahara yang sangat menyayangi Hang Taha menyembunyikan Hang Taha di sebuah hutan di hulu Malaka.
Diangkatlah
Hang Jebat menjadi laksamana kerajaan Malaka. Hang Jebat kini memiliki keris
sakti Taming Sari. Hang Jebat mengira bahwa Hang Taha telah meninggal. Hang Jebat
melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Malaka yang rajanya berubah
menjadi raja yang berbuat sewenang-wenang. Hang Jebat pun mengambil alih
kekuasaan istana. Raja Malaka berlindung di rumah Bendahara dan mengaku
menyesal karena telah membunuh Hang Tuah. Akhirnya, Bendahara pun membuka
rahasia bahwa sebenarnya Hang Taha belum mati, tetapi hanya disembunyikan. Hang Taha dibebaskan dan diperintahkan untuk
membela raja.
Hang Taha bertarung dengan Hang Jebat selama
berhari-hari. Hang Tuah berhasil merebut kembali keris Taming Sari dan membunuh
Hang Jebat. Pada detik-detik terakhir kematian Hang Jebat, dia menyampaikan
bahwa selama ini dia selalu membela Hang Taha di depan raja. Hang Jebat
memberontak dan mengambil alih kekuasaan istana karena raja Malaka berlaku
sewenang-wenang. Di sisi lain, Hang Taha justru membela raja yang telah memberinya hukuman
mati tanpa alasan yang kuat.
Komentar
Posting Komentar